digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Kiki Dianti
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

BAB 1 Kiki Dianti
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

BAB 2 Kiki Dianti
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

BAB 3 Kiki Dianti
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

BAB 4 Kiki Dianti
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

BAB 5 Kiki Dianti
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

PUSTAKA Kiki Dianti
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

LAMPIRAN Kiki Dianti
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

Banjir yang terjadi di Kota Cirebon disebabkan oleh berbagai faktor, seperti kapasitas drainase yang berkurang akibat adanya endapan maupun sampah yang dibuang masyarakat serta pengaliran yang lebih lambat karena sebagian besar wilayah Kota Cirebon berada pada dataran rendah. Penggunaan infrastruktur yang masih konvensional dan belum memperhatikan lingkungan juga memperparah limpasan yang terjadi karena bangunan infrastruktur yang mengalami penurunan fungsi. Oleh sebab itu, penelitian ini mencoba mengidentifikasi potensi infrastruktur hijau dalam mitigasi banjir di Kota Cirebon. Penelitian ini mengumpulkan data sekunder dari berbagai instansi terkait dalam melakukan analisis spasial dan analisis SCS-CN untuk mengetahui potensi lokasi infrastruktur hijau, pengurangan limpasan permukaan, dan biaya pengembangannya dalam pengendalian banjir. Berdasarkan hasil analisis didapatkan bahwa jenis infrastruktur hijau yang berpotensi untuk dikembangkan di Kota Cirebon yaitu bioretention, infiltration basin, infiltration trench, dan dry pond dengan total luasan sebesar 258,28 hektar atau 6,54% dari total luas wilayah. Dari total potensi luas wilayah tersebut dapat mengurangi limpasan permukaan sampai 4,06%. Untuk biaya pengeluaran infrastruktur hijau berupa biaya konstruksi, pembebasan lahan, operasional, dan pemeliharaan selama 20 tahun mencapai 263,8 milyar rupiah. Sedangkan untuk total benefit berdasarkan kerugian akibat banjir diperoleh 304,4 milyar rupiah. Net present value menunjukkan harga positif sebesar 40,6 milyar rupiah. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa infrastruktur hijau berupa bioretention, infiltration basin, infiltration trench, dan dry pond berpotensi untuk dikembangkan di Kota Cirebon namun belum cukup efisien dalam menurunkan limpasan permukaan dengan besar biaya yang diperlukan untuk pembangunan.