Peran utama bank dalam perekonomian suatu negara adalah menjadi perantara keuangan. Bank menghimpun dana berupa dana pihak ketiga yang terdiri dari CASA (Giro dan Tabungan) dan Deposito Berjangka kemudian menyalurkan dana tersebut kepada debitur dalam bentuk pinjaman. Dengan demikian, CASA sangat penting bagi sektor perbankan. Bank Capital Power (bukan nama sebenarnya), mengalami penurunan CASA mulai tahun 2021 Salah satu penyebabnya adalah CASA yang berpindah ke bank lain untuk tujuan investasi. Ada banyak bank di Indonesia yang menawarkan produk dan layanan serupa yang menyebabkan tingginya kompetisi dalam sektor perbankan. Manajemen Bank Capital Power mengimplementasikan Windmill Project di Cabang Bandung untuk melatih PRM (Personal Relationship Manager) guna meningkatkan kemampuan tenaga pemasar dalam menangani portofolio nasabah di Bank Capital Power untuk bersaing dengan pemasar lainnya.
Tujuan dari kajian ini adalah untuk mengevaluasi pelaksanaan proyek dan memberi masukan kepada Bank Capital Power mengenai kelanjutan proyek tersebut. Data yang digunakan untuk menilai Proyek Windmill adalah data primer yang dikumpulkan dari Bank Capital Power periode Oktober 2021 hingga Desember 2022, juga data sekunder dari berbagai sumber. Penelitian ini menggunakan tiga metode untuk mengevaluasi Proyek Windmill yaitu ROI (Return on Investment), CBA (Cost-Benefit Analysis), dan Uji Beda pada Laba yang Dihasilkan menggunakan Kruskal-Wallis Tes dan Mann-Whitney U Tes untuk melihat apakah hasil laba pelatihan berbeda secara statistik.
Hasil untuk ROI adalah 141,87% dan Cost-Benefit Ratio adalah 2,18597, menunjukkan bahwa proyek menghasilkan hasil yang positif. Selain itu, hasil Uji Kruskal-Wallis dan Mann Whitney menunjukkan bahwa Proyek Windmill menghasilkan laba yang berbeda seignifikan secara statistik dibandingkan dengan periode sebelumnya. Berdasarkan temuan tersebut, penelitian ini menyarankan agar Proyek Windmill dilanjutkan dan dilaksanakan di cabang Bank Capital Power lainnya.