digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Mabelle Budi Sekarwangi
PUBLIC Irwan Sofiyan

COVER Mabelle Budi Sekarwangi
PUBLIC Irwan Sofiyan

BAB 1 Mabelle Budi Sekarwangi
PUBLIC Irwan Sofiyan

BAB 2 Mabelle Budi Sekarwangi
PUBLIC Irwan Sofiyan

BAB 3 Mabelle Budi Sekarwangi
PUBLIC Irwan Sofiyan

BAB 4 Mabelle Budi Sekarwangi
PUBLIC Irwan Sofiyan

BAB 5 Mabelle Budi Sekarwangi
PUBLIC Irwan Sofiyan

Kebutuhan bahan bakar, bahan kimia, dan permasalahan perubahan iklim menyebabkan perhatian publik terhadap penggunaan H2 semakin meningkat. Pengembangan teknologi untuk memisahkan CO2 dan H2 dari proses reformasi uap gas alam sangatlah dibutuhkan. Cairan ionik dikenal sebagai pelarut ramah lingkungan yang memiliki karakteristik yang cocok untuk penyerapan CO2 pada jalur pra-pembakaran. Sampai saat ini belum banyak peneliti yang melaporkan kelarutan H2 serta selektivitas cairan ionik terhadap CO2/H2. Cairan berbasis kation imidazolium paling banyak diteliti karena cenderung berada pada fasa cair pada temperatur ruang. Cairan ionik [EMIm][TFSI] dilaporkan memiliki kemampuan penyerapan CO2 yang tinggi, namun belum ada yang membandingkannya dengan kelarutan CO2 dan H2 pada cairan ionik berbasis katoda [EMIm]+ dengan anoda [HSO4]- dan [Cl]-. Kelemahan cairan ionik adalah viskositasnya yang tinggi sehingga digunakan PEG untuk mengurangi viskositasnya. Maka dari itu, penelitian ini akan membahas kelarutan CO2 dan H2, serta selektivitas CO2/H2 dalam berbagai jenis pelarut yang dicoba yaitu EMIm HSO4, EMIm TFSI, EMIm Cl, dan PEG. Penelitian ini terdiri dari tiga tahap yaitu persiapan pelarut, absorpsi gas, dan pengujian kelarutan gas dalam masing-masing pelarut. Absorpsi gas dilakukan pada tekanan dan temperatur ruang laboratorium. Kelarutan gas dalam pelarut dilakukan dengan membandingkan mol gas terlarut dengan mol pelarut. Selektivitas CO2/H2 dilakukan dengan membandingkan mol CO2 terlarut dengan mol H2 terlarut. Berdasarkan hasil eksperimen dengan cairan ionik, kelarutan CO2 paling tinggi ditemukan pada cairan ionik [EMIm][HSO4] yaitu sebesar 0,0553 mol gas CO2/mol pelarut, sedangkan kelarutan H2 paling rendah ditemukan pada cairan ionik [EMIm][TFSI] yaitu sebesar 0,7598 mol gas H2/mol pelarut. Kelarutan CO2 meningkat ketika cairan ionik dicampurkan dengan PEG menjadi sebesar 0,0671 mol gas CO2/mol pelarut. Kelarutan H2 dalam PEG juga memiliki nilai terendah dari semua pelarut yaitu sebesar 0,0338 mol gas H2/mol pelarut.