Abstrak.pdf
PUBLIC Dedi Rosadi Cover.pdf
PUBLIC Dedi Rosadi Bab I Pendahuluan.pdf
PUBLIC Dedi Rosadi Bab II Geologi Regional.pdf
PUBLIC Dedi Rosadi Bab III Stratigrafi Daerah Penelitian.pdf
PUBLIC Dedi Rosadi Bab IV Interpretasi Arsitektur Sikuen Berdasarkan Tafonomi Moluska.pdf
PUBLIC Dedi Rosadi Bab V Moluska Daerah Penelitian.pdf
PUBLIC Dedi Rosadi Bab VI Diskusi.pdf
PUBLIC Dedi Rosadi Bab VII Kesimpulan.pdf
PUBLIC Dedi Rosadi Daftar Pustaka.pdf
PUBLIC Dedi Rosadi Lampiran.pdf
PUBLIC Dedi Rosadi
Studi siklus sedimentasi berdasarkan tafonomi dan asosiasi moluska ini dilakukan
pada batuan Formasi Kalibiuk. Formasi Kalibiuk merupakan formasi batuan
sedimen laut dangkal yang tersusun atas batulempung, batulanau, batupasir dan
batugamping serta kaya akan moluska berumur Pliosen Awal. Studi ini dilakukan
pada unit batuan Formasi Kalibiuk yang terletak di Sungai Cisanggarung, Waled,
Jawa Barat.
Studi ini dilakukan dengan analisis tafonomi dan analisis asosiasi moluska
berdasarkan pendekatan analisis klaster untuk mengetahui proses sedimentasi
pada setiap siklus yang terjadi dan untuk mengetahui karakteristik asosiasi
moluska pada setiap siklus.
Studi ini berhasil mengenali empat tipe konsentrasi cangkang dan enam asosiasi
moluska di daerah penelitian. Empat tipe konsentrasi cangkang tersebut dapat
dibedakan berdasarkan ciri tafonomi moluska, stratigrafi dan sedimentologi.
Konsentrasi cangkang tersebut terletak dalam siklus sedimentasi sebagai Early
Transgressive System Tract (ETST), Late Transgressive System Tract (LTST),
Early Highstand System Tract (EHST), dan Late Highstand System Tract (LHST).
Hasil analisis klaster menunjukkan bahwa terdapat 6 asosiasi moluska di daerah
penelitian yaitu asosiasi Zaria, asosiasi Ostrea, asosiasi Ostrea – Clavus, asosiasi
Placuna, asosiasi Paphia, dan asosiasi Pinna. Secara umum setiap tipe
konsentrasi cangkang memiliki karakteristik asosiasi moluska yang unik sesuai
dengan substrat sedimentasinya.
Early Transgressive System Tract (ETST) memiliki batas bawah berupa bidang
erosional dan tersusun atas kumpulan cangkang yang tidak setangkup, pecahpecah, dan disertai dengan posisi cangkang yang tak terorientasi yang
diperkirakan merupakan hasil pengendapan dari sedimen yang telah terbentuk
sebelumnya. Cangkang moluska utuh yang masih dapat dijumpai pada konsentrasi
ini terdiri dari cangkang moluska yang tebal (Zaria) dan cangkang moluska yang
pipih (Placuna).
Late Transgressive System Tract (LTST) terbentuk dari kelanjutan proses
kenaikan muka air laut. LTST dicirikan oleh tingginya konsentrasi cangkang
bivalvia dewasa yang utuh dan berada dalam posisi hidupnya. Konsentrasi ini
terakumulasi pada saat suplai sedimen rendah dan produksi cangkang tinggi.
LTST ditandai oleh meningkatnya keanekaragaman gastropoda tetapi
kelimpahannya relatif rendah dan peningkatan kelimpahan bivalvia filter feeders.
Bivalvia filter feeders yang dapat berkembang dengan sangat baik pada LTST
adalah Paphia dan Ostrea. Adapun gastropoda yang berkembang di daerah
penelitian pada kondisi LTST antara lain adalah Clavus, Zeuxis, dan Natica.
Early Highstand System Tract dicirikan dengan keberadaan cangkang dewasa
yang utuh secara setempat-setempat, tingginya prosentase cangkang muda, serta
cangkang dalam keadaan pecah-pecah dan tidak setangkup. EHST ditandai oleh
penurunan kelimpahan moluska secara umum. Tetapi ada beberapa jenis bivalvia
filter feeders yang mampu bertahan hidup yaitu Placuna, Pinna, Paphia, dan Ostrea.
Late Highstand System Tract adalah perulangan lapisan sedimen yang kaya fosil
dengan sedimen yang tidak mengandung/sedikit fosil. Hal tersebut terbentuk oleh
adanya arus berenergi kuat yang bersifat sporadis. Kumpulan cangkang yang
terbentuk berupa dominasi cangkang yang tidak setangkup, pecah-pecah, dan
percampuran cangkang dari ekologi yang berbeda. LHST di daerah penelitian
ditandai oleh peningkatan kelimpahan moluska filter feeders dan pada jenis
litologi atau substrat tertentu yang sesuai bagi pertumbuhan moluska tersebut.
Jenis moluska yang mengalami kenaikan kelimpahan adalah Placuna pada
substrat pasir, Paphia pada substrat lempung, dan Ostrea pada substrat karbonat.