digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Laviola Firdaresa
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan

COVER Laviola Firdaresa
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 1 Laviola Firdaresa
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Laviola Firdaresa
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Laviola Firdaresa
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Laviola Firdaresa
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 Laviola Firdaresa
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 6 Laviola Firdaresa
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 7 Laviola Firdaresa
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Laviola Firdaresa
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi potensi bahaya ergonomi pada PT. Toyota Astra Motor (PT. TAM). PT.TAM merupakan perusahaan distributor resmi mobil Toyota dan Lexus di Indonesia. Tidak hanya unit mobil, PT.TAM juga mengelola distribusi suku cadang yang ditangani oleh service part logistic division (SPLD). SPLD mengelola suku cadang mulai dari memesan material ke pemasok hingga mengirim material ke pelanggan. Aktivitas utama SPLD merupakan aktivitas pergudangan berupa material handling yang melibatkan aktivitas fisik dan penangan manual. Berdasarkan hasil riwayat kesehatan klinik SPLD, didapatkan bahwa 17% kasus adalah work-related musculoskeletal disorders (WMSDs). Evaluasi WMSDs diinvestigasi lebih lanjut dengan metode Cornell Musculoskeletal Discomfort Questionnaire (CMDQ) dan didapatkan hasil oleh 91% karyawan gudang SPLD memiliki keluhan WMSDs dengan keluhan tertinggi berada di pinggang (27,33%), leher (10,31%), dan bahu kanan (7,33%). Evaluasi dilanjutkan ke tahap evaluasi stasiun kerja yang dilakukan pada tiga stasiun kerja terpilih yaitu pengemasan kaca, pengambilan Toyota Motor Oli (TMO), dan pengemasan cover clutch. Evaluasi dilakukan menggunakan tiga metode penilaian yaitu rapid entire body assessment (REBA), ergonomic risk factor checklist (ERFC), dan recommended weight lifting-lifting index (RWL-LI). Hasil penelitian menunjukan bahwa stasiun kerja pengemasan kaca memiliki risiko ergonomi tinggi (REBA: 14; ERFC:11; RWL-LI:1.05). Stasiun kerja pengambilan TMO juga memiliki risiko bahaya ergonomi yang tinggi (REBA:13; ERFC:14; RWL-LI:6.57). Sedangkan stasiun kerja pengemasan cover clutch memiliki tingkat risiko menengah (REBA: 7; ERFC:5; RWL-LI:0.18). Evaluasi dilanjutkan dengan identifikasi akar masalah yang menjadi penunjang terjadinya potensi bahaya ergonomi. Didapatkan akar masalah yaitu metode evaluasi aktual kurang optimal, tidak ada pembagian jobdesk dalam suatu proyek perbaikan, dan kurangnya kemampuan terkait perancangan ergonomi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gejala WMSDs di gudang SPLD tinggi dan 2 dari 3 stasiun kerja yang dievaluasi memiliki potensi bahaya risiko ergonomi tinggi. Oleh karena itu, dirancang usulan perbaikan untuk mengurangi potensi bahaya risiko ergonomi di gudang SPLD. Usulan perbaikan untuk stasiun kerja pengemasan kaca adalah perubahan desain kardus, perubahan tata letak, dan penggunaan alat bantu untuk pemasangan styrofoam. Adapun usulan perbaikan untuk stasiun kerja pengambilan TMO yaitu penggunaan alat bantu angkat berupa portable vacuum hoist lifting dan usulan perbaikan stasiun kerja pengemasan cover clutch adalah penambahan extended flexible arm pada vacuum hoist yang sudah terpasang. Terakhir, usulan perbaikan untuk menjawab akar masalah yang teridentifikasi adalah pembuatan matriks jobdesk ergonomi desain, perancangan pelatihan ergonomi terintegrasi, dan pembuatan metode evaluasi ergonomi semi otomatis