digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800


BAB 1 Adanya Titi Amelinda
PUBLIC Roosalina Vanina Viyazza

BAB 2 Adanya Titi Amelinda
PUBLIC Roosalina Vanina Viyazza

BAB 3 Adanya Titi Amelinda
PUBLIC Roosalina Vanina Viyazza

BAB 4 Adanya Titi Amelinda
PUBLIC Roosalina Vanina Viyazza

BAB 5 Adanya Titi Amelinda
PUBLIC Roosalina Vanina Viyazza

PUSTAKA Adanya Titi Amelinda
PUBLIC Roosalina Vanina Viyazza

Sehubungan dengan Paris Agreement, Indonesia menerbitkan Enhanced Nationally Determined Contribution dengan target penurunan emisi sebesar 31,89% tanpa syarat. Indonesia merencanakan untuk dapat mencapai net zero emission pada tahun 2060 atau lebih cepat. Menyumbang sekitar sepertiga dari total emisi karbon nasional, dekarbonisasi sektor energi memiliki pengaruh yang besar dalam ketercapaian target ENDC. Dari subsektor migas, salah satu program yang bertujuan untuk mengurangi emisi gas rumah kaca adalah CCS (Carbon Capture and Storage) dan CCUS (Carbon Capture, Utilization, and Storage). Namun, pengembangan CCUS di Indonesia penuh dengan tantangan. Selain tantangan teknis dari CCUS, proyek tersebut dianggap terlalu mahal dan tidak dapat memberikan retur yang positif untuk investor dan pemilik proyek. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisa dampak positif dan negatif dari implementasi CCUS di sektor hulu minyak dan gas, menilai keekonomian proyek dalam kondisi dan peraturan saat ini, dan menentukan apakah perdagangan karbon akan membantu CCUS dan proyek serupa lainnya menjadi lebih menguntungkan. Dalam analisis kualitatif, analisis SWOT dan TOWS akan digunakan untuk membantu menganalisis faktor internal dan eksternal pelaksanaan proyek CCUS. Dalam analisis kuantitatif, pendapatan proyek akan dihitung berdasarkan dua skenario; as is dan dengan pendapatan tambahan dari perdagangan karbon. Proyek CCUS menguntungkan kontraktor hulu migas dengan meningkatkan produksi minyak dan juga dekarbonisasi sektor hulu minyak dan gas. Namun, proyek CCUS memiliki risiko kegagalan yang tinggi dan juga tidak dapat memberikan keuntungan finansial untuk pemilik proyek. Dengan regulasi saat ini, proposal proyek CCUS di Jawa Barat tidak ekonomis untuk dilaksanakan. Meskipun keuntungan dari perdagangan karbon dapat meningkatkan keekonomian proyek, dalam kasus proyek CCUS di Jawa Barat ini, proyek tersebut masih menghasilkan NPV negatif. Oleh karena itu, meskipun sistem perdagangan emisi dan implementasi perdagangan karbon dapat membantu proyek CCUS menjadi ekonomis, namun kontraktor migas tidak dapat hanya mengandalkan perdagangan karbon untuk membuat proyek CCUS menjadi ekonomis.