digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Kondisi lingkungan perusahaan yang semakin kompetitif menuntut perusahaan untuk mempertahankan kinerja perusahaan guna mencapai tujuan perusahaan. Untuk meningkatkan kinerja perusahaan, perusahaan memerlukan strategi yang tepat dan unik serta implementasi enterprise risk management (ERM) yang baik untuk menghadapi era yang penuh ketidakpastian dan volatilitas yang tinggi. Banyak penelitian telah meneliti dampak penerapan ERM terhadap kinerja perusahaan, namun hanya sedikit peneliti yang telah mengintegrasikan ERM, kinerja perusahaan, dan manajemen strategi. Integrasi antara manajemen strategi, risiko dan kinerja difokuskan pada evaluasi strategi perusahaan secara detail dan cermat dengan mempertimbangkan tiga indikator penting sesuai dengan tujuan strategis masing-masing. Penelitian ini bertujuan untuk merancang dan mengimplementasikan integrasi antara manajemen strategik, risiko dan kinerja dengan menggunakan Sistem Manajemen Kinerja Berbasis Risiko (RBPMS) pada studi kasus PT. XYZ dengan fokus dan batasan pada dua tema strategis untuk proses internal, yaitu inovasi proses dan keunggulan operasi. PT. XYZ merupakan perusahaan manufaktur peralatan peternakan di Indonesia dan memiliki puluhan kompetitor baik nasional maupun internasional. Penelitian ini akan diawali dengan eksplorasi masalah menggunakan wawancara untuk memahami isu perusahaan, memilih kerangka kerja sistem manajemen kinerja yaitu RBPMS, menentukan indikator kinerja utama (KPI) dan bobotnya, menilai risiko signifikan perusahaan, menentukan indikator risiko utama (KRI) dan key control indicator (KCI), serta menyelaraskan pengambilan risiko dengan evaluasi strategi dengan mempertimbangkan kinerja, risiko, dan kondisi kontrol (indikator warna merah-kuning-hijau). KPI, KRI, dan KCI akan disajikan dalam hasil kajian ini untuk mengintegrasikan strategic, risk, dan performance management untuk memudahkan PT. XYZ untuk melakukan evaluasi strategi. Penyebab utama masalah ini adalah manajemen strategi, risiko, dan kinerja yang tidak selaras. Melalui gap assessment dengan framework COSO Enterprise Risk Management, diketahui bahwa perusahaan belum melakukan linkage business strategy dengan risk exposure sehingga perusahaan tidak mengetahui apakah perusahaan telah cukup mengambil risiko atau tidak. perusahaan juga belum memperhatikan seberapa efektif pengendalian intern untuk menentukan titik ketidakefektifan dari action plan yang telah disusun. Perseroan juga belum memiliki selera terhadap pencapaian target dan risiko yang dihadapi. Isu eksternal dan internal serta konteks perusahaan juga dikelola dengan menggunakan metode dan pemangku kepentingan yang berbeda sehingga tidak ada keselarasan informasi dan manajemen antara ketiga strategi tata kelola, manajemen risiko dan kinerja ini. Proses pembobotan dilakukan dengan menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP). Pengumpulan data utama dilakukan dari keahlian di PT. XYZ (manajer senior dan manajer). Setelah dilakukan analisis dan pembobotan, terdapat 18 KPI, 6 risiko signifikan yang masing-masing dilengkapi dengan KRI dan KCI. Dengan penerapan RBPMS ini diharapkan perusahaan dapat menentukan strategi yang lebih tepat dengan mempertimbangkan pencapaian kinerja KPI, eksposur risiko dari KRI, dan efektifitas pengendalian internal melalui KCI. Penelitian ini dibatasi untuk mengusulkan desain manajemen kinerja baru menggunakan kerangka kerja sistem manajemen kinerja berbasis risiko yang dikombinasikan dengan proses hirarki analitik untuk bobot KPI PT. XYZ sebagai salah satu produsen peralatan peternakan Indonesia.