Prediksi terjadinya fenomena hujan es menjadi tantangan saat ini termasuk dalam
hal memprediksi kejadian hujan es karena keterbatasan pengamatan dan metode
deteksi. CAPE diketahui dapat memodifikasi struktur badai, morfologi updraft,
dan medan aliran badai. Pada penelitian ini dilakukan percobaan dengan
menggunakan referensi nilai CAPE dari kejadian hujan es yang pernah terjadi di
Surabaya sehingga dapat mengetahui seberapa signifikan pengaruh CAPE
terhadap produksi hujan es dalam simulasi badai supercell.
Simulasi dilakukan menggunakan Cloud Model 1 (CM1), versi 21.1, skema
mikrofisika Morrison dua momen dan badai supercell. Selain itu, trajectory hail
model dilakukan untuk melihat wilayah pertumbuhan hujan es yang menggunakan
HAILCAST code dan dilakukan perhitungan liquid water content (LWC).
Variasi nilai CAPE dari profil termodinamika ideal yang semakin besar,
menghasilkan area updraft yang luas sehingga akan memperlama waktu tinggal
hujan es ketika nilai angin meridionalnya kecil. Waktu tinggal hujan es yang lama
dapat menyebabkan ukuran hailstones yang semakin besar karena ada proses
Bergeron-Findeisein. Ketika angin meridonal kecil, wilayah horizontal terjadinya
hujan es tidak terlalu jauh sehingga wilayah jatuhnya hailstones hanya berada di
sekitar wilayah updraft. Namun pada penelitian ini belum dapat
merepresentasikan alasan terjadinya hujan es di Surabaya pada tanggal 21
Februari 2022 sehingga untuk membuktikan secara real perlu dilakukan asimilasi
menggunakan data radar.