digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Latar Belakang: Kesehatan yang baik dapat diperoleh dengan melakukan aktivtas olahraga, pola makan yang baik, pola istirahat yang teratur, dan pengelolaan tingkat stress. Banyak orang yang melakukan kegiatan olahraga yang di dasari untuk menjaga Indeks Massa Tubuh. Akibat dari aktivitas fisik yang padat di Kota Besar, orang-orang tentu akan mencari jenis olahraga yang tidak menyita waktu tapi memiliki manfaat yang baik bagi kesehatan tubuh, salah satunya yang paling diminati orang yaitu program functional training. Metode dan intensitas latihan olahraga tersebut cenderung Sedang sampai Tinggi. Berdasarkan pengamatan langsung dilapangan khususnya di DKI Jakarta, tingkat cedera pada orang yang melakukan latihan tersebut relatif tinggi, masalah ini menarik untuk dikaji lebih mendalam melalui penelitian secara berkelanjutan. Tujuan dari penelitian yaitu untuk menemukan karakteristik cedera olahraga functional training. Metode: penelitian ini merupakan jenis penelitian analisis korelasional dengan pendekatan deskriptif kuantitatif, menggunakan desain penelitian cross-sectional study. Pengumpulan data ini dilakukan dengan melakukan observasi dan penyebaran pengisisian kuesioner, subjek penelitian ini merupakan orang yang berlatih functional training di DKI Jakarta dengan minimal umur 17 tahun. Hasil: Dari data yang di analisa terdapat 285 subjek dan 57.2% subjek yang mengalami cedera dengan tipe cedera yang beragam seperti kram, dislokasi, sprain dan strain. Cedera tersebut kebanyakan terjadi pada level amatir sebesar 46,3%; dan olahragawan rekresional sebesar 29,1% penyebab yaitu akibat dari intensitas, frekuensi, serta durasi latihan yang cenderung tinggi yang tidak disesuaikan dengan kondisi fisiknya masing-masing. Akan tetapi korelasi antara aktivitas fisik, IMT, dan cedera olahraga pada subjek tidak signifikan karena (P>0,05) Kesimpulan: Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa program program functional training memiliki risiko cedera yang sedang sampai tinggi pada level amatir dan olahragawan rekresional dibandingkan dengan atlet profesional.