digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

13519042_Haning Nanda Hapsari.pdf
Terbatas  Dessy Rondang Monaomi
» Gedung UPT Perpustakaan

Program swasembada daging sapi digencarkan oleh Kementerian Pertanian pada tahun 2016. Swasembada terjadi jika ketersediaan mencapai 90% dari kebutuhan, sedangkan kebutuhan daging sapi tiap tahun meningkat. Sebab itu, pemerintah melakukan impor daging sapi secara besar-besaran yang menyebabkan harga sapi lokal kalah bersaing dan menyebabkan para peternak merugi. Selain itu, meningkatnya bahan pakan juga menjadi salah satu alasan sapi lokal lebih mahal dibandingkan sapi impor. Untuk itu, diperlukan penyusunan komposisi ransum yang memenuhi kebutuhan nutrisi ternak, tetapi memiliki harga termurah untuk menekan biaya pemeliharaan sapi. Penyusunan komposisi ransum ini dapat dilakukan dengan menggunakan algoritma titik interior, yang mana algoritma ini dikenal sebagai salah satu algoritma optimasi yang memiliki waktu ekekusi yang singkat, serta mendapatkan hasil yang paling optimal. Pada implementasinya, penyusunan ransum ini dapat dilakukan melalui website dengan hanya mengisikan kebutuhan nutrisi ternak dan bahan pakan yang tersedia. Kebutuhan nutrisi ternak ini bergantung pada berbagai faktor seperti tipe pemeliharaan, jenis kelamin, dan bobot ternak. Berdasarkan pengujian terhadap hasil penyusunan ransum, nilai kebutuhan nutrisi yang didapatkan telah sesuai dengan kebutuhan ternak, meskipun terdapat sedikit perhitungan yang kurang tepat akibat pembulatan. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa algoritma titik interior dapat digunakan untuk membuat komposisi ransum yang sesuai dengan kebutuhan ternak dan memiliki harga paling murah.