digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Haryo Aji Pambagyo
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

COVER Haryo Aji Pambagyo
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

COVER Haryo Aji Pambagyo
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 1 Haryo Aji Pambagyo
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Haryo Aji Pambagyo
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Haryo Aji Pambagyo
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Haryo Aji Pambagyo
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Haryo Aji Pambagyo
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

Di Indonesia, tingkat kecelakaan lalu lintas sangat tinggi dan terus meningkat dari tahun ke tahun. Khususnya, bus sebagai moda transportasi yang populer dan mampu mengangkut banyak penumpang sering terlibat dalam kecelakaan. Salah satu jenis kecelakaan bus yang paling umum adalah tumbukan arah depan yang menjadi penyebab utama terjadinya tabrakan dan cedera. Meskipun kecelakaan guling dianggap sebagai kecelakaan paling parah, kejadian tersebut jarang terjadi jika dibandingkan dengan tumbukan arah depan. Oleh karena itu, frekuensi kecelakaan tumbukan arah depan akan lebih berisiko dalam menyebabkan korban jiwa apabila dibandingkan dengan kecelakaan guling. Dalam penelitian ini, pemodelan dilakukan menggunakan perangkat lunak LS-DYNA dan mengacu pada peraturan UNECE R29, yang menggunakan pendulum untuk menabrak struktur bus. Untuk memenuhi persyaratan peraturan ini, tidak diizinkan adanya intrusi pada ruang pengemudi dengan struktur bus, dan pada studi ini, adalah struktur setir. Didapatkan hasil analisis dari deformasi setir mencapai 113 mm pada sumbu x dengan intrusi sebesar 49,2 mm kepada ruang pengemudi dan deformasi sebesar 176 mm pada sumbu y, yang menghasilkan intrusi sebesar 114,7 mm pada ruang pengemudi. Pengamatan ini menunjukkan bahwa struktur bus ini belum memenuhi regulasi UNECE R29. Kata kunci: kecelakaan bus, tumbukan depan, elemen hingga, intrusi