digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Adin Adli Irfani
PUBLIC Rita Nurainni, S.I.Pus

Kabupaten Bekasi dan Karawang memiliki potensi bahaya karena berhadapan langsung dengan Laut Jawa dan kondisi geologinya yang terdiri dari endapan sungai dan pantai sehingga mudah tergerus. Studi ini bertujuan menghitung bahaya, kerentanan, dan risiko dari rendaman yang diakibatkan oleh kenaikan muka laut pada Kabupaten Bekasi dan Karawang. Proyeksi bahaya dilakukan pada tahun 2025 sampai 2045, dengan menggunakan 4 skenario untuk mengklasifikasikan rendaman yang terjadi. Skenario 1 meninjau hanya pengaruh pasut dan sea level rise (SLR), Skenario 2 meninjau jika ada pengaruh La-NiƱa atau storm surge, Skenario 3 meninjau jika ada kejadian banjir akibat curah hujan, dan skenario 4 meninjau jika seluruh faktor terjadi di waktu bersamaan. Identifikasi kerentanan dihitung berdasarkan elemen alam, manusia, dan infrastruktur. Selanjutnya risiko dihitung dari perkalian antara bahaya dan kerentanan. Dari perhitungan bahaya kenaikan muka laut yang dilakukan, Skenario 1 memiliki probabilitas kejadian paling besar karena pengaruh pasut yang terjadi secara bulanan dan SLR yang terjadi secara kontinu. Namun kenaikan paling tinggi didapatkan dari skenario 4 (174,42-184,72 cm). Kenaikan muka air laut skenario 4 berpotensi menyebabkan rendaman dengan luas terbesar hingga 60.164,79 hektar (18,88%) dan berdampak pada 9 kecamatan di Kabupaten Bekasi dan 13 kecamatan di Kabupaten Karawang. Walaupun begitu kejadian skenario 4 memiliki probabilitas kejadian yang kecil. Hasil penilaian kerentanan menunjukkan bahwa Kabupaten Bekasi dan Karawang termasuk wilayah dengan kerentanan rendah hingga sedang. Risiko yang dihasilkan tergolong rendah, namun berpotensi berdampak pada 3.204 gedung/bangunan, 569,01 kilometer jalan dari berbagai kategori, 102 fasilitas pendidikan/penelitian, 8 fasilitas kesehatan, dan 1 pembangkit listrik tenaga uap.