digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Tan Hua Feng
PUBLIC Alice Diniarti

Cover - Tan Hua Feng
PUBLIC Alice Diniarti

BAB 1 - Tan Hua Feng
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 - Tan Hua Feng
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 - Tan Hua Feng
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 - Tan Hua Feng
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 - Tan Hua Feng
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 6 - Tan Hua Feng
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA - Tan Hua Feng
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

Keandalan adalah aspek penting dari mesin di industri. Downtime yang tidak direncanakan akan mengurangi keandalan mesin yang menyebabkan kerugian. Downtime ini memiliki banyak sumber masalah. Fenomena resonansi adalah masalah utama yang terjadi ketika frekuensi eksitasi dekat dengan frekuensi alami sistem. Resonansi menyebabkan kenaikan kekuatan getaran yang menjadi destruktif dan akan menyebabkan mesin rusak secara instan. Oleh karena itu, diperlukan cara yang andal untuk menghindari resonansi. Salah satu metodenya adalah dengan merancang operasi sistem di atas atau di bawah frekuensi alaminya yang merupakan salah satu karakteristik dinamis dari suatu sistem. Karakteristik dinamis dapat ditemukan dengan menggunakan pengukuran Frequency Response Function (FRF) melalui metode simulasi (analisis elemen hingga). Namun, metode elemen hingga masih rentan terhadap kesalahan dan dengan demikian validasi data diperlukan. Validasi dilakukan melalui percobaan langsung pada sistem perangkat uji menggunakan metode Impact hammer dari FRF Test. Setelah hasil percobaan dikumpulkan, dilakukan perbandingan dan analisis untuk mengumpulkan kesimpulan. Hasil yang diperoleh dari simulasi dan percobaan menunjukkan bahwa sistem overhung rotor bearing ini memiliki frekuensi alami 28 Hz, mode lentur vertikal (sumbu Y) dan rasio redaman 0,03. Dengan demikian, kecepatan rotasi teraman adalah +10% setelah 28 Hz atau sampai amplitudo frekuensi alami menjadi rendah. Selama proses validasi, ditemukan bahwa kekakuan penggerak mempengaruhi frekuensi alami. Kekakuan penggerak dapat diwakilkan oleh kekakuan elastis dalam pemodelan. Nilai kekakuan elastis ini unik, oleh karena itu, diperlukan percobaan untuk memastikan apakah definisi kekakuan kopling benar atau salah.