BAB 1 - Tan Hua Feng
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 - Tan Hua Feng
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 - Tan Hua Feng
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 - Tan Hua Feng
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 - Tan Hua Feng
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 6 - Tan Hua Feng
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA - Tan Hua Feng
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Keandalan adalah aspek penting dari mesin di industri. Downtime yang tidak
direncanakan akan mengurangi keandalan mesin yang menyebabkan kerugian. Downtime ini
memiliki banyak sumber masalah. Fenomena resonansi adalah masalah utama yang terjadi
ketika frekuensi eksitasi dekat dengan frekuensi alami sistem. Resonansi menyebabkan
kenaikan kekuatan getaran yang menjadi destruktif dan akan menyebabkan mesin rusak secara
instan. Oleh karena itu, diperlukan cara yang andal untuk menghindari resonansi.
Salah satu metodenya adalah dengan merancang operasi sistem di atas atau di bawah
frekuensi alaminya yang merupakan salah satu karakteristik dinamis dari suatu sistem.
Karakteristik dinamis dapat ditemukan dengan menggunakan pengukuran Frequency Response
Function (FRF) melalui metode simulasi (analisis elemen hingga). Namun, metode elemen
hingga masih rentan terhadap kesalahan dan dengan demikian validasi data diperlukan.
Validasi dilakukan melalui percobaan langsung pada sistem perangkat uji menggunakan
metode Impact hammer dari FRF Test. Setelah hasil percobaan dikumpulkan, dilakukan
perbandingan dan analisis untuk mengumpulkan kesimpulan.
Hasil yang diperoleh dari simulasi dan percobaan menunjukkan bahwa sistem overhung
rotor bearing ini memiliki frekuensi alami 28 Hz, mode lentur vertikal (sumbu Y) dan rasio
redaman 0,03. Dengan demikian, kecepatan rotasi teraman adalah +10% setelah 28 Hz atau
sampai amplitudo frekuensi alami menjadi rendah. Selama proses validasi, ditemukan bahwa
kekakuan penggerak mempengaruhi frekuensi alami. Kekakuan penggerak dapat diwakilkan
oleh kekakuan elastis dalam pemodelan. Nilai kekakuan elastis ini unik, oleh karena itu,
diperlukan percobaan untuk memastikan apakah definisi kekakuan kopling benar atau salah.