digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

18019023 Rizkya Amandha Putri.pdf
Terbatas  Dessy Rondang Monaomi
» Gedung UPT Perpustakaan

Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang memiliki pulau-pulau besar dan pulau-pulau kecil di dalamnya. Menurut Kementerian ESDM, Indonesia memiliki potensi energi baru terbarukan (renewable energi) yang cukup besar, antara lain mini/mikrohidro sebesar 450 MW, Biomassa sebesar 50 GW, energi matahari sebesar 4,80 kWh/m2 per hari, energi angin sebesar 3-6 m/s, dan energi nuklir sebesar 3 GW tersebar di kepulauan Indonesia yang dapat menjadi sumber pembangkit listrik alternatif. Indonesia mendukung Perjanjian Paris yang berisi upaya membatasi kenaikan suhu global minimal 1,5°C dan di bawah 2°C untuk tingkat pra-industri, dan Indonesia berkomitmen untuk menurunkan emisi sebesar 29% dibandingkan Business as Usual (BAU ) dan dengan tambahan 12% sampai dengan 41% dengan kerjasama internasional pada tahun 2030. Untuk mendukung hal tersebut di atas, diperlukan bauran energi primer yang optimal minimal 23% pada tahun 2025 dan minimal 31% pada tahun 2050.Terdapat banyak potensi energi baru terbarukan yang belum dimanfaatkan dengan baik untuk pembangkit listrik tersebar jauh dari pusat beban yaitu Pulau Jawa sehingga diperlukan interkoneksi untuk menyalurkan daya menuju pusat beban. Diketahui bahwa Pulau terdekat dari Pulau Jawa sebagai pusat beban adalah Pulau Sumatra sehingga diperlukan evaluasi secara ekonomi untuk implementasi interkoneksi sistem kelistrikan Jawa Bali dan Sumatra. Diketahui bahwa berdasarkan hasil simulasi dengan perangkat lunak PLEXOS Energy Exemplar interkoneksi sistem kelistrikan Jawa Bali dan Sumatra akan diimplementasikan pada tahun 2030 untuk variasi pertumbuhan beban sistem Jawa Bali dan sistem Sumatra tertentu dimana pada perancangan tugas akhir ini terdapat beberapa skenario pembebanan sistem yaitu untuk sistem Jawa Bali 3% dan 4% sedangkan Sistem Sumatra 4% dan 5%.