digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

18019029 Alfonsius Johar Raditya.pdf
Terbatas  Dessy Rondang Monaomi
» Gedung UPT Perpustakaan

Penggunaan material kaca pada bagian fasad bangunan memberikan keuntungan adanya pencahayaan alami sehingga konsumsi energi listrik pada siang hari dapat dikurangi. Selain itu, dengan menggunakan material kaca pada fasad bangunan akan meningkatkan estetika bangunan karena tampak lebih megah. Disamping keuntungan yang didapat tersebut, penggunaan material kaca yang tidak tepat dapat mengakibatkan meningkatnya suhu di dalam bangunan. Konsumsi energi gedung bertingkat untuk sistem pendingin udara mencapai 40% dari total energi sedangkan jendela menyumbang 60% dari energi yang digunakan bangunan. Perkembangan thin film yang merupakan teknologi sel surya tipis, banyak diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan menggunakan thin film pada kaca bangunan menggunakan konsep Building Integrated Photovoltacs (BIPV), konsumsi energi listrik untuk sistem pendingin udara dapat berkurang dengan adanya energi listrik yang dihasilkan thin film. Pemilihan thin film didasarkan pada standar Overall Thermal Transfer Value (OTTV) untuk bangunan hijau sebesar 35 W/m2 . Berdasarkan hasil yang didapat melalui simulasi, penggunaan thin film pada fasad bangunan dapat menghasilkan 1.534.134 kWh atau lebih dari 50% energi listrik untuk sistem pendingin udara dalam satu tahun. Penggunaan thin film yang semi transparan juga mendapat penghematan energi listrik untuk sistem pencahayaan, meskipun lebih rendah 2,1% jika dibandingkan dengan material high reflective glass. Dari sisi finansial, didapat benefit cost ratio sebesar 1,26 sehingga keuntungan yang didapat lebih besar dari pengeluaran yang diperlukan. Nilai Levelized Cost Of Electricity (LCOE) yang didapat adalah Rp914,59/kWh, lebih murah dari tarif listrik yang ditagihkan. Reduksi emisi karbon yang dihasilkan oleh sistem dalam satu tahun adalah 1227 ton CO2.