digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Saat ini, energi dunia sebagian besar masih berbasis bahan bakar fosil yang menghasilkan gas CO2 yang sangat tinggi. Metode penanganan emisi CO2 yang saat ini adalah melalui carbon capture and utilization, yaitu dengan melakukan pemanfaatan kembali gas CO2 yang dihasilkan, secara khusus sebagai bahan baku dalam mensintesis senyawa kimia yang bermanfaat. Salah satu senyawa kimia yang dapat disintesis dari gas CO2 adalah metanol. Metanol merupakan senyawa kimia dasar yang dapat digunakan sebagai bahan bakar dan sebagai bahan baku untuk mensintesis senyawa kimia lainnya. Proses mengubah CO2 menjadi metanol dilakukan dengan reaksi hidrogenasi. Reaksi ini merupakan reaksi yang melibatkan katalis. Dalam skala industrial, metanol dapat diproduksi melui hidrogenasi gas sintesis dengan kadar CO2 rendah dengan menggunakan katalis berbasis tembaga (Cu). Akan tetapi, pada kondisi gas umpan CO2 murni, katalis ini menghadapi beberapa masalah, seperti konversi dan selektivitas rendah, serta deaktivasi yang cepat. Berdasarkan penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, salah satu cara untuk meningkatkan aktivitas katalis adalah dengan penambahan promotor. Pada penelitian ini, dianalisis pengaruh penambahan promotor Ga2O3 dan MgO pada katalis Cu/ZnO/Al2O3 (CZA). Katalis disintesis menggunakan metode gabungan kopresipitasi. Katalis juga dikarakterisasi dengan XRF dan N2 adsorption-desorption analysis. Pengujian aktivitas katalis dilakukan pada reaktor vinci. Pengujian dilakukan pada tekanan 50 barg dan temperatur dibawah 250oC. Berdasarkan karakterisasi yang dilakukan, diperoleh bahwa penambahan Ga dan Mg pada katalis meningkatkan luas permukaan serta ukuran pori katalis. Pada uji aktivitas diperoleh bahwa katalis CZA dengan promotor Mg memberikan konversi CO2 tertinggi, diikuti dengan katalis tanpa promotor tambahan, dan katalis dengan penambahan promotor Ga. Berdasarkan analisis keekonomian yang dilakukan, diperoleh bahwa proses produksi metanol dari CO2 membutuhkan biaya yang lebih besar dibandingkan dengan produksi metanol dari syngas.