digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800


COVER Maulana Hayu Jarwadi
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB1 Maulana Hayu Jarwadi
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB2 Maulana Hayu Jarwadi
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB3 Maulana Hayu Jarwadi
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB4 Maulana Hayu Jarwadi
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB5 Maulana Hayu Jarwadi
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Maulana Hayu Jarwadi
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

Transportasi menjadi salah satu kebutuhan manusia untuk mendorong kebutuhan mobilisasi manusia dalam memenuhi perkembangan ekonomi, sosial, dan budaya. Crash box sebagai salah satu komponen kelaikan tabrak dirancang untuk deformasi apabila kendaraan mengalami tabrakan dan diharapkan mampu menyerap energi akibat impak sebesar mungkin agar cedera yang dialami oleh pengendara dan penumpang dapat diminimalkan. Pengembangan crash box terus dilakukan untuk memperoleh konfigurasi crash box yang baik. Pengembangan crash box diiringi dengan pengembangan pemodelan data yang mampu memberikan pola dan tren dari suatau data. Oleh karena itu dilakukan simulasi crash box dengan konfigurasi hexagonal dan multi-cell hexagonal sebagai penelitian pada tugas sarjana ini, kemudian akan dilakukan optimasi multi-objektif sebagai studi tambahan untuk konfigurasi multi-cell hexagonal dengan menggunakan kriging surrogate modeling. Dari hasil simulasi menunjukkan bahwa multi-cell memberikan pengaruh terhadap peningkatan kemampuan crash box dalam menyerap energi sehingga crash box dengan penambahan multi-cell akan memberikan karakteristik kelaikan tabrak yang lebih baik dibandingkan tanpa penambahan multi-cell. Pemodelan data berupa surface dan contour plot dilakukan dan diperoleh pengaruh ketebalan dan keliling terhadap karakteristik kelaikan tabrak. Pemodelan data dengan box plot perbandingan konfigurasi crash box terhadap karakteristik kelaikan tabrak dilakukan dan memberikan hasil bahwa konfigurasi HX MC-1 memiliki karakteristik kelaikan tabrak terbaik jika meninjau dari nilai maksimum, tetapi konfigurasi HX MC-1 tidak bisa dikatakan secara mutlak sebagai konfigurasi dengan karakteristik kelaikan tabrak terbaik karena penentuan konfigurasi crash box terbaik bergantung pada batasan karakteristik kelaikan tabrak yang diinginkan. Optimasi dengan objektif memaksimalkan SEA dan meminimalkan Pmax memberikan tiga solusi representatif yaitu konfigurasi Pm minimum dengan tebal 1 dan keliling 120 mm, konfigurasi SEA maksimum dengan tebal 3 dan keliling 120, dan konfigurasi seimbang dengan tebal 2.2084 mm dan keliling 120 mm. Konfigurasi seimbang dipilih untuk memenuhi objektif agar crash box tetap aman dan dapat menyerap energi dengan maksimal. Konfigurasi ini menunjukkan nilai SEA dan Pmax yang tidak dominan.