Plastik PET atau poetilen tereftalat merupakan
salah satu jenis plastik yang umum digunakan
dalam berbagai bidang industri dikarenakan karakteristiknya yang kuat, tahan lama, stabil, kedap
udara, dapat menjaga kelembaban dengan baik, dan dapat diolah serta didaur ulang. Di Indonesia
sendiri, khususnya Pulau Jawa, diperkirakan terdapat lebih dari 37.000 ton sampah plastik PET
yang dihasilkan perbulannya. Namun, hingga saat ini penanganan masalah sampah plastik PET
masih belum maksimal dan menghasilkan polusi sekunder ke lingkungan . Sehingga , dilakukanla h
penelitian biodegradasi PET yang dapat memecah polimer PET menjadi asam tereftalat dan etilen
glikol menggunakan enzim PETase dari bakteri tanah Ideonella sakaiensis 201 F6. Namun,
PETase wildtype yang dihasilkan oleh Ideonella sakaiensis 201 F6 bersifat termolabil dan
memiliki afinitas yang rendah terhadap substrat PET, sehingga dilakukan mutasi pada residu asam
amino pada titik titik L117F / Q119Y / S121E / G165A / D186H / R280A / S214H / S238F untuk
menghasilkan PETase mutan yang termostabil dan memili ki afinitas yang lebih tinggi terhadap
substrat PET. Akan tetapi, pada penelitian sebelumnya belum dilakukan optimasi ekspresi dari
enzim rekombinan tersebut. Oleh karena itu, pada penelitian ini akan dilakukan optimasi medium
kultur dan waktu induksi untu k mengekspresikan PETase mutan fraksi ekstraseluler. Kultur stok
gliserol Escherichia coli BL21(DE3) transforman dari hasil transformasi penelitian sebelumnya
dikonfirmasi menggunakan PCR koloni. Setelah koloni terkonfirmasi, dilakukan pembuatan kurva
tumb uh dengan interval waktu per 30 menit selama 8 jam. Proses ekspresi dilakukan dengan
aktivasi kultur pada medium Luria Bertani dan Terrific Broth dan induksi IPTG 1 mM pada fasa
lag, ½ log, dan stasioner. Hasil ekspresi protein rekombinan dianalisis dengan metoda SDS PAGE
dan ImageJ. Uji aktivitas enzim PETase mutan dilakukan pada suhu 25 o C dan 40 o C menggunakan
substrat pNPB. Pada Escherichia coli BL21(DE3) transforman, terkonfirmasi pita plasmid
PET22b(+) yang telah disisipkan oleh gen PETase mutan dengan ukuran 1167 bp. Kurva tumbuh
yang dihasilkan pada medium TB menunjukkan fasa logaritmik yang lebih panjang dibandingkan
dengan fasa logaritmik yang dihasilkam kultur pada medium LB. Dari analisis ekspresi protein
didapatkan hasil optimal medium kult ur Luria Bertani yang diinduksi pada fasa ½ log. Sedangkan
dari hasil uji aktivitas enzim PETase mutan didapatkan aktivitas tertinggi pada enzim pada
medium Terrific Broth yang diinduksi IPTG pada fasa ½ log dengan nilai absorbansi mencapai
64.1 unit p NPB /ml enzim. Berdasarkan penelitian ini, medium kultur optimal untuk
mengekspresikan enzim PETase mutan fraksi ekstraseluler adalah medium Luria Bertani yang
diinduksi pada fasa pertumbuhan ½ log. Sedangkan hasil uji aktivitas enzim PETase mutan yang
terting gi didapatkan pada medium Terrific Broth. Penelitian lebih lanjut dapat dilakukan untuk
mengoptimasi enzim PETase pada medium Terrific Broth dengan konsentrasi IPTG dan waktu
inkubasi yang lebih lama sehingga dapat meminimalisir pembentukan badan inklusi.