Cabe Jawa (Retrofractii fructus) merupakan salah satu bahan alam yang
dimanfaatkan pada sediaan fitofarmaka. Buah Cabe Jawa memiliki metabolit
sekunder yaitu piperin yang memiliki aktivitas antipiretik, analgesik, antiinflamasi
dan penekanan terhadap susunan saraf pusat. Piperin memiliki efek samping berupa
gangguan fungsi hati pada penggunaan jangka panjang dan dosis besar. Batas
maksimum penggunaan harian senyawa piperin menurut Environmental Protection
Agency (EPA) adalah 0,300-0,540 mg/kg/org/hari. Sampai saat ini belum terdapat
metode analisis yang dapat menguji kadar piperin pada sediaan obat tradisional
fitofarmaka, sehingga penelitian ini dilakukan untuk mengembangkan metode
analisis piperin pada sediaan fitofarmaka. Optimasi pengembangan metode analisis
piperin menggunakan pendekatan One Factor at a Time (OFAT) terhadap fase
gerak, preparasi sampel dan kondisi optimum analisis dengan instrumen
Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) Shimadzu prominence HPLC SIL-20A
Prominence autosampler. Piperin dianalisis pada jenis sediaan padat dan cair
menggunakan kolom KCKT 5 µm x 250 mm x 4,6 mm (X-Bridge C18)
menggunakan fase gerak asetonitril:1% asam asetat glasial (48:52) dengan laju alir
1 mL/menit. Preparasi yang digunakan pada sediaan padat dilakukan dengan
metode pengenceran metanol yang dilakukan secara bertahap. Pada sediaan cair
dilakukan dengan metode ekstraksi cair-cair (ECC) dengan menggunakan pelarut
air dan diklorometana, natrium sulfat anhidrat dan asetonitril. Validasi metode
analisis dilakukan meliputi parameter spesifisitas, linearitas dan rentang, batas
deteksi dan batas kuantifikasi, presisi, akurasi dan robustness. Pada sediaan padat
diperoleh nilai batas deteksi dan batas kuantitasi adalah 1,290 µg/mL dan 4,300
µg/mL; presisi dengan %SBR 0,157%; akurasi berupa %recovery pada tiga
konsentrasi berbeda yaitu 94,232 ± 1,050%; 95,387% ± 0,176% dan 96,272 ±
1,043%. Pada sediaan cair diperoleh nilai batas deteksi dan batas kuantitasi adalah
1,310 µg/mL dan 4,000 µg/mL; presisi dengan %SBR 0,174%; akurasi
berupa %recovery pada tiga konsentrasi berbeda dengan hasil masing-masing
88,801 ± 0,428%; 89,473 ± 0,252% dan 89,338 ± 0,052%. Hasil validasi
menunjukkan bahwa metode analisis memenuhi kriteria persyaratan dan dapat
digunakan untuk menganalisis piperin pada produk sediaan fitofarmaka sediaan
padat dan cair. Pengujian terhadap sampel sediaan fitofarmaka dengan metode
analisis yang sudah divalidasi menunjukkan rata-rata kadar sampel yang diperoleh
memenuhi syarat.