i
ABSTRAK
SIMULASI DIFERENSIASI SEL PUNCA PADA
NANOPATTERN BERDASARKAN
FENOMENA FOCAL ADHESION
Oleh
Achmad Zacky Fairuza
NIM: 28720005
(Program Studi Magister Teknologi Nano)
Penelitian terkait sel punca berkembang pesat dalam dekade terakhir ini. Hal ini
disebabkan karena sel punca digadang-gadang akan menjadi suatu metode
terbarukan dalam bidang pengobatan regeneratif. Ditambah lagi dengan adanya
inovasi dalam pembuatan iPSC (induced Pluripoten Stem Cell) membuat penelitian
ini mejadi semakin mudah dilakukan secara in vitro maupun in vivo. Maka dari itu
salah satu fokus penelitian selanjutnya adalah mengontrol arah diferensiasi dari sel
punca. Jika kemampuan tersebut dapat dipahami dengan baik, maka sel punca dapat
diarahkan untuk menjadi sel lain sesuai dengan kebutuhan.
Selain menggunakan faktor konversi, diferensiasi sel punca dapat dipengaruhi oleh
topografi nanopattern pada tempat melekatnya sel. Hal ini diprediksi terjadi akibat
adanya fenomena focal adhesion, yaitu suatu keadaan ketika protein integrin pada
permukaan sel yang berperan sebagai reseptor berikatan dengan ligan yang ada
pada substrat atau berikatan dengan reseptor integrin pada permukaan sel lain.
Proses ini kemudian menghasilkan sinyal mekanis yang diteruskan ke dalam sel
sehingga memberikan arahan untuk terbentuknya sitoskeleton. Bentuk dari
sitoskeleton ini dapat menentukan arah diferensiasi sel punca. Salah satu
karakteristik yang dapat dilihat dalam proses diferensiasi semacam ini adalah
bentuk pelebaran sel dan interaksi antar sel.
Meskipun dengan perkembangan teknologi yang sedemikian rupa, penelitian sel
punca masih dirasa mahal dan berkembang kurang cepat. Solusi yang sudah diambil
untuk beberapa arah penelitian sel punca lain adalah dengan membuat simulasi atau
model. Beberapa model yang sudah diciptakan seperti gene regulatory network
(GRN), machine learning, maupun mekanistik model telah membantu dalam
menemukan faktor konversi dari diferensiasi sel punca. Akan tetapi masih sangat
sedikit simulasi yang terkait dengan pengaruh nanopattern pada diferensiasi sel
punca. Untuk itu pada penelitian ini, penulis membuat suatu sistem 2D untuk
melakukan simulasi fenomena diferensiasi sel pada nanopattern. Tujuan dari
program simulasi ini adalah untuk mengamati pengaruh nanopattern terhadap
bentuk sel punca setelah beberapa waktu. Bentuk sel punca ini menggambarkan
bentuk dari sitoskeleton sehingga bisa mendefinisikan arah diferensiasi sel punca.
Program yang digunakan memanfaatkan dinamika dari reseptor integrin yang
bergerak bebas dan ligan yang berperan sebagai nanopattern. Integrin ini nantinya akan bergerak menuju ligan atau menuju integrin sel lain yang belum terikat
menggunakan prinsip dinamika molekuler dan agent-based model. Jika integrin dan
objek target sudah berjarak cukup dekat maka terbentuk ikatan kompleks integrin-
ligan maupun integrin-integrin. Akibat dari adanya dinamika ini, bentuk sel akan
terdeformasi sehingga terlihat pelebaran sel dalam selang waktu tertentu. Integrin
yang digunakan berjumlah 160 buah. Sedangkan nilai jarak antar ligand dengan
ukurannya (?????/????) divariasikan pada rentang 6 hingga 16 seperti yang telah
dilaporkan pada penelitian sebelumnya.
Hasil dari sistem simulasi yang telah dibuat dibandingkan dengan hasil eksperimen
untuk melihat kesamaannya secara kualitatif. Dalam penelitian dilakukan pengujian
untuk mengetahui pengaruh parameter dalam simulasi sel punca pada nanopattern.
Selanjutnya dengan menggunakan parameter yang telah diperoleh dari penelitian
yang telah dilaporkan sebelumnya, dilakukan variasi jarak nanopattern dan bentuk
nanopattern terhadap luas area pelebaran sel serta pengaruhnya terhadap interaksi
antar sel. Hasil yang diperoleh menunjukan kecocokan dengan pengamatan
eksperimen. Densitas dari integrin pada sel juga digunakan sebagai model untuk
menggambarkan kekuatan sitoskeleton yang terbentuk. Harapannya program
simulasi ini dapat memberikan gambaran mekanisme fisis dalam fenomena
diferensiasi sel punca serta membantu mempercepat proses riset sel punca. Selain
itu program simulasi ini juga dapat mengurangi biaya dalam pembuatan
nanopattern maupun sel punca itu sendiri.