digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Riezka Alifa Ramadhani.pdf
PUBLIC Devi Septia Nurul

Indonesia merupakan salah satu negara dengan sumber daya alam yang melimpah, seperti timah yang biasa dijumpai pada batuan granit. Jalur timah batuan granit (Tin Belt Granite) yang melewati Selat Karimata mencakup Cekungan Natuna, Pulau Natuna, Pulau Karimata, Pulau Bangka dan Pulau Belitung. Keterdapatan batuan granit yang merupakan batuan beku biasanya terletak di bawah batuan sedimen sebagai batuan dasar. Berdasarkan hal ini, keterdapatan granit dapat dikorelasikan dengan kedalaman batuan dasar. Kedalaman batuan dasar tersebut akan memberikan nilai yang menunjukkan letak atau keterdapatan batuan granit dan kemudian menunjukkan adanya mineralisasi timah. mengenai estimasi kedalaman batuan dasar sebagai kedalaman batuan dasar magnetik berdasarkan data anomali magnetik perairan dari survei magnetik menggunakan program yang dikenal dengan sebutan MagB_Inv. Dengan dilakukannya penelitian ini, diharapkan dapat mengidentifikasi kedalaman batuan dasar magnetik di daerah Selat Karimata dan menginterpretasi hasil pemodelan batuan dasar magnetik berdasarkan geologi daerah Selat Karimata. Tujuan tersebut dicapai dengan melakukan tahapan berupa studi pustaka, pengolahan data, analisis hasil citra. Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari situs resmi geoportal dari ESDM, yang merupakan data anomali magnetik perairan pada daerah antara Pulau Sumatera dan Pulau Kalimantan. Berdasarkan data tersebut, dilakukan digitasi untuk memperoleh peta kontur menggunakan ArcMap dan gridding menggunakan Oasis Montaj. Kemudian dilakukan perhitungan estimasi kedalaman rata-rata menggunakan Radially Average Power Spectrum (RAPS) dan pemodelan batuan dasar magnetik menggunakan MagB_Inv. Nilai kedalaman rata-rata diperoleh sebesar 4,5 km dengan rentang 3,2 hingga 6,3 km. Berdasarkan geologi daerah Selat Karimata, diduga bahwa batuan dasar magnetik di daerah perairan Selat Karimata merupakan batuan beku, khususnya granit yang menunjukkan potensi adanya timah. Selain itu, berdasarkan pemodelan yang diperoleh juga terdapat cekungan yang dikenal dengan Cekungan Bangka.