digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Farhansyah Yusuf Putra Hudaya
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

Indonesia mengonsumsi bensin dan diesel dalam jumlah yang besar. Bensin dan diesel utamanya dihasilkan dari proses perengkahan minyak bumi yang disebut fluid catalytic cracking (FCC). Proses FCC membutuhkan katalis yang terdiri atas zeolit, matriks aktif, filler, dan binder. Saat ini, umpan minyak bumi yang tersedia untuk diproses dalam unit FCC menjadi semakin berat, sehingga diperlukan matriks aktif dengan struktur mesopori sebagai perengkah awal. Jenis matriks aktif yang umum digunakan adalah mesopori silika-alumina yang dapat disintesis dari kaolin yang melimpah di Indonesia. Oleh karena itu, proses sintesis matriks aktif dari kaolin perlu dikembangkan agar Indonesia dapat membuat katalis FCC yang unggul secara mandiri. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh temperatur dan waktu pemanasan hidrotermal terhadap karakteristik dan unjuk kerja matriks aktif. Matriks aktif disintesis menggunakan metode hidrotermal dengan memodifikasi resep sintesis material mesopori pada penelitian Qoniah dkk. (2015) dan mengganti bahan bakunya menjadi metakaolin. Sintesis matriks aktif dilakukan dengan variasi temperatur hidrotermal 80-110 °C serta waktu hidrotermal 12-48 jam. Rasio Si/Al dianalisis dengan x-ray fluorescene (XRF), karakteristik permukaan dan distribusi pori dianalisis dengan N2-physisorption, kristalinitas dianalisis dengan x-ray diffraction, serta keasaman dianalisis dengan NH3-chemisorption. Pengujian kinerja terhadap perengkahan VGO (vacuum gas oil) dilakukan dengan MAT (microactivity test). Produk perengkahan yang dihasilkan dianalisis dengan menggunakan metode kromatografi gas dan termogravimetri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan temperatur hidrotermal menyebabkan penurunan luas permukaan, volume pori, diameter pori rerata, keasaman, perolehan LCO (light cycle oil), dan perolehan kokas. Peningkatan waktu pemanasan hidrotermal meningkatkan luas permukaan, volume pori, diameter pori rerata, dan konversi VGO. Kondisi sintesis untuk menghasilkan konversi VGO yang tinggi, hingga 70%, adalah pada temperatur hidrotermal 80 oC selama 48 jam, sedangkan untuk mendapatkan perolehan LCO yang tinggi dibutuhkan waktu pemanasan hidrotermal selama 24 jam.