digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Rangga Perdana Putra
PUBLIC Alice Diniarti

Cekungan Sumatra Utara merupakan cekungan yang sudah matang dan dikenal sangat baik sebagai penghasil minyak dan gas sejak tahun 1885. Pada saat pengeboran sumur eksplorasi dilakukan, seringkali ditemukan adanya akumulasi gas pada kedalaman yang relatif dangkal. Salah satu gas yang dapat terakumulasi pada kedalaman tersebut adalah gas biogenik. Hal tersebut menyebabkan potensi gas biogenik di Cekungan Sumatra Utara menjadi menarik untuk dianalisis. Meskipun gas biogenik ini menarik untuk dianalisis, keberadaannya sering dianggap sebagai bahaya dibandingkan potensi karena peralatan mitigasi semburan gas yang belum terpasang pada kedalaman dangkal. Formasi Keutapang yang berumur Miosen Akhir dapat menjadi penghasil gas biogenik berdasarkan proses biologi dan fisika. Formasi Keutapang memiliki kedalaman kurang dari 1.500 m dengan laju pengendapan yang relatif cepat hingga 282 m/Ma dan gradien suhu rata-rata 29,680C/km. Laju pengendapan dan gradien suhu tersebut dapat menciptakan lingkungan yang disukai oleh bakteri penghasil gas biogenik. Jendela pembentukan gas biogenik kemudian diidentifikasi dengan laju pemanasan yang diperoleh dengan mengalikan laju pengendapan dengan gradien suhu. Ada 33 data sumur yang digunakan dalam analisis yang tersebar pada area Rantau, Aru, dan Langkat. Berdasarkan laju pemanasannya, potensi gas biogenik dapat diklasifikasikan dalam 4 kategori yaitu tidak berpotensi (< 70C/Ma), unlikely (7-90C/Ma), probable (9- 120C/Ma), dan highly probable (12-180C/Ma). Analisis lebih lanjut menggunakan data Total Organic Carbon (TOC) dilakukan untuk mengetahui kekayaan material organiknya. Data TOC dihitung menggunakan metode Passey (1990) dan dikalibrasi dengan nilai TOC hasil analisis laboratorium. Volume gas biogenik yang dihasilkan dapat diketahui menggunakan diagram plot maximum methane yield. Cekungan Sumatra Utara menyimpan potensi gas biogenik mencapai 3,45 TCF. Adanya kampanye energi bersih, penggunaan teknologi yang lebih sederhana, biaya eksplorasi yang lebih rendah dibandingkan objektif eksplorasi yang lebih dalam menjadikan gas biogenik sebagai tujuan eksplorasi yang menarik di Cekungan Sumatra Utara.