digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Wahyu Agung Primantaka
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

Salah satu metode survei Global Navigation Satellite System (GNSS) yang memiliki tingkat akurasi tinggi adalah Precise Point Positioning (PPP). Metode ini dapat menghasilkan koordinat titik hingga ketelitian cm dengan menggunakan single receiver. Hasil tersebut dapat diperoleh dengan menggunakan koreksi waktu dan orbit, serta menggunakan kombinasi linear bebas ionosfer untuk menghilangkan berbagai kesalahan pengamatan GNSS. Studi ini bertujuan untuk melihat perbandingan hasil koordinat pengolahan PPP dengan berbagai kombinasi konstelasi GNSS di Indonesia. Hasil ini dapat digunakan sebagai bentuk evaluasi performa metode PPP untuk mempertimbangkan penggunaan PPP menjadi alternatif metode penentuan posisi di Indonesia. Uji performa dilakukan dengan data pengamatan Continuously Operating Reference Station (CORS) Badan Informasi Geospasial (BIG) sejumlah 16 titik yang tersebar di seluruh Indonesia pada day of year (DoY) 1-7 tahun 2022. Proses pengolahan dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak RTKLib versi 2.4.3 b34 dengan menggunakan koreksi waktu dan orbit dari CNES/CLS. Hasil koordinat PPP dari masing-masing titik akan dibandingkan dengan koordinat CORS BIG pada epok 2021. Hasil menunjukkan bahwa penggunaan kombinasi konstelasi GNSS, GPS - GLO, dan GPS-GAL akan menghasilkan ketelitian koordinat PPP (horizontal dan vertikal) yang diharapkan, yakni 3-5 cm dengan konstan, baik secara spasial maupun temporal. Untuk hasil dengan penggunaan satelit tunggal menunjukkan ketelitian koordinat yang cukup besar, yakni pada rentang dm hingga m, yang bervariasi secara spasial maupun temporal. Waktu konvergensi untuk penggunaan kombinasi dua konstelasi dan kombinasi penuh memiliki rentang waktu konvergensi yang relatif cepat. Penggunaan satelit tunggal memilki beberapa data uji yang tidak memenuhi waktu konvergensi Dari hasil tersebut, performa penggunaan PPP untuk penentuan posisi di Indonesia akan lebih optimum menggunakan kombinasi beberapa konstelasi satelit, khususnya dengan kombinasi GPS-GLO-GAL.