digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Dylan Jayastru Nitiwindriya
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

Permintaan energi di dunia semakin meningkat seiring berjalannya waktu. Hal ini mendesak penelitian mengenai pembuatan bahan bakar yang ramah lingkungan dan dapat diperbaharui. Biodiesel adalah bahan bakar hijau yang terbuat dari minyak nabati atau lemak hewan. Indonesia memiliki potensi yang sangat besar di sektor kelapa sawit. Volume produksi minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) diproyeksikan dapat mencapai 54,7 juta ton pada tahun 2022. Pemerintah telah menerapkan kebijakan biodiesel B30 dimana diesel dari pengilangan minyak bumi dicampurkan dengan fatty acid methyl ester (FAME) yang dihasilkan dari CPO dengan perbandingan 70:30. Metode yang paling umum digunakan dalam produksi biodiesel dengan campuran FAME adalah transesterifikasi menggunakan metanol dan katalis homogen. Tujuan dari penelitian ini adalah mengkaji kinerja penggunaan katalis K/?-Al2O3 pada proses produksi biodiesel dari RBDPO serta pengaruh dari faktor tertentu terhadap kinerja katalis. Dari proses transesterifikasi yang dilakukan, diperoleh biodiesel dengan kadar FAME pada rentang 92,95%-96,89% menggunakan katalis K2O/?-Al2O3 dan 77,52%-78,95% pada katalis CaO/?-Al2O3 sesuai dengan rancangan percobaan yang telah ditetapkan. Dari factorial design analysis yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa kadar K pada cairan impregnan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kadar FAME pada biodiesel yang dihasilkan. Untuk katalis CaO/?-Al2O3, rasio metanol-minyak memiliki pengaruh yang signifikan pada biodiesel yang dihasilkan. K memiliki afinitas terhadap asam lemak, sehingga luas permukaan K2O yang lebih besar akan menghasilkan kapasitas absorpsi asam lemak yang lebih tinggi pada katalis. Peningkatan kadar K2O pada katalis akan meningkatkan sifat basa dari katalis, sehingga dapat mempercepat laju reaksi dari reaksi transesterifikasi.