ABSTRAK Richie Fane
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
COVER Richie Fane
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB1 Richie Fane
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB2 Richie Fane
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB3 Richie Fane
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB4 Richie Fane
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB5 Richie Fane
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB6 Richie Fane
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Richie Fane
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Untuk meningkatkan ketahanan energi nasional, pemerintah Indonesia
memutuskan untuk mengganti LPG impor dengan dimetil eter (DME). Proyek
konversi DME-LPG akan diimplementasikan di 6 provinsi di Sumatra, mencakup 4
depot dan 70 titik permintaan (SPBE) pada tahun 2027 untuk perencanaan selama
20 tahun, dengan produksi yang tidak berubah sebesar 1,4 juta ton DME, yang
hampir ekuivalen dengan 1 juta ton LPG. Oleh karena DME memiliki sifat yang
mirip dengan LPG, infrastruktur pasokan dan distribusi LPG dapat dimanfaatkan
untuk meminimasi biaya investasi.
Penelitian ini ditujukan untuk membantu PT X, off-taker DME pada proye
ini dan yang bertanggung jawab atas distribusi DME, untuk meminimasi: (1) biaya
investasi infrastruktur transportasi, (2) biaya distribusi, dan (3) biaya tangki. Riset
ini tergolong kedalam perancangan jaringan rantai pasok (SCND). Namun, dalam
melakukan konfigurasi ulang rantai pasok, ada banyak variabel keputusan yang
dipertimbangkan dalam penelitian ini: (1) penentuan jumlah hub yang dibutuhkan,
(2) pemilihan depot yang bertindak sebagai hub dari 4 depot yang tersedia
berdasarkan jumlah hub yang ditentukan, (3) penentuan kapasitas depot yang
sesuai, (4) penentuan titik pasok untuk setiap depot dan titik permintaan, (5)
penentuan moda transportasi, dan (6) durasi pelayanan DME untuk setiap SPBE
dikarenakan produksi DME yang terbatas.
Dalam pemecahan masalah, model pemrograman linier bilangan bulat
campuran (MILP) dibangun untuk mencari solusi optimal, yang dapat diselesaikan
dengan algoritma branch and bound untuk kasus yang kecil. Oleh karena itu,
algoritma memetika yang menggunakan pencarian genetika dan intensifikasi lokal
dikembangkan untuk menyelesaikan kasus dengan ukuran nyata. Hasil
menunjukkan bahwa solusi terbaik memiliki total biaya 1.199.954.901 USD,
dengan total DME yang dikirim adalah 27.106.617,73 ton DME, dan kapasitas
depot adalah 16.241,44 MT DME, 5.355,91 MT DME, 4.230,16 MT DME, dan
4.834,92 MT DME. Solusi terbaik menggunakan jumlah hub sebanyak satu dengan
Pulau Layang sebagai hub. Moda transportasi dari pabrik ke hub menggunakan
pipa, moda transportasi dari hub ke depot yang lain menggunakan kapal, dan moda
transportasi menuju SPBE menggunakan truk. Tiga solusi terbaik dari 520 iterasi
menunjukkan konfigurasi jaringan pasokan yang konsisten. Selain jaringan
pasokan, modifikasi infrastruktur dilakukan dengan mengganti segel yang biasa
digunakan di jaringan LPG menjadi PTFE, gasket lembaran terkompresi, atau
FFKM di sistem apapun yang kontak langsung dengan DME dikarenakan DME
sangat reaktif secara kimiawi.