digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

MIFTAHUL ANAM BAHRUL ULUM.pdf
PUBLIC Lili Sawaludin Mulyadi

Timbunan sampah organik yang ada di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) akan terurai secara anaerob dan menyebabkan timbulnya gas bio atau landfill gas (LFG) yang didominasi oleh gas metana (CH4). Gas metana yang diproduksi oleh sektor persampahan merupakan sumber emisi Gas Rumah Kaca (GRK). Gas metana yang tidak dikelola dengan baik akan terlepas ke atmosfer dan berkontribusi pada pemanasan global. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji potensi gas metana di Kabupaten Kebumen. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah survei lapangan dan analisis data sekunder. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa jumlah gas metana yang ada di TPA Kaligending pada tahun 2022 sebesar 663,65 kg/tahun dan akan meningkat seiring dengan jumlah sampah yang masuk. Sedangkan emisi metana (CH4) yang dihasilkan oleh TPA rata-rata sebesar 18.803,7 ton CO2-eq. Daya yang dapat dibangkitkan dari pemanfaatan metana dengan menggunakan bioreactor landfill berkisar antara 0,210 MW hingga maksimum 0,216 MW. Meskipun analisis ekonomi tidak menunjukkan layaknya proyek bioreaktor landfill di Kaligending, tetap terdapat nilai manfaat lingkungan dari penggunaan teknologi ini. Penelitian diharapkan dapat dijadikan referensi untuk penelitian selanjutnya terkait potensi gas metana di wilayah Indonesia.