digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Velly Amalia Hoja Pristyana.pdf
PUBLIC Devi Septia Nurul

Metode magnetik adalah salah satu metode geofisika yang digunakan untuk mendelineasi struktur di bawah permukaan bumi, salah satunya adalah magnetic basement relief (MBR). Pemodelan struktur basement ini biasa dilakukan karena sangat berguna untuk eksplorasi hidrokarbon dan mineral. Pemodelan struktur ini biasa dilakukan pada daerah cekungan sedimen untuk mendeteksi batas antara lapisan sedimen dengan magnetic basement sehingga potensi hidrokarbon di daerah tersebut dapat diperkitakan. Segmen Sumani merupakan bagian dari Sesar Sumatera yang tergolong daerah vulkanik dengan kondisi geologi yang kompleks dengan banyak bodi intrusi batuan yang mendominasi. Pemodelan MBR pada daerah ini cenderung sukar dilakukan dikarenakan nilai suseptibilitas dari batuan penyusunnya yang tidak memiliki kontras besar. Karena termasuk ke dalam kompleks ring of fire, hal ini membuat Indonesia banyak memiliki daerah vulkanik. Jika pemodelan MBR di daerah Segmen Sumani dapat dilakukan dengan baik, maka hal ini akan menjadi langkah awal dalam menerapkan metode ini di Indonesia. Pemodelan MBR ini mulanya merupakan suatu hal yang sukar untuk dilakukan, akan tetapi seiring dengan berkembangnya teknologi, terujilah metode-metode dan program yang mempermudah proses ini. Diantaranya adalah MagB_Inv yang dikembangkan berdasarkan metode inversi iteratif dan juga metode Euler deconvolution yang telah digunakan oleh beberapa peneliti untuk membantu mengestimasi keberadaan MBR. Kedua metode tersebut akan digunakan dalam penelitian ini. Metode Euler deconvolution dilakukan sebanyak tiga kali dengan menggunakan nilai structural index (SI) = 0,1, dan 2. Hasil yang didapatkan dari pemodelan kemudian dianalisis berdasarkan selisih rata-rata kedalaman dan juga pola relief antara hasil pemodelan dengan model referensi yang didapatkan dari penelitian terdahulu. Berdasarkan analisis hasil dari seluruh metode yang digunakan, program MagB_Inv memiliki limitasi untuk memodelkan daerah penelitian dengan struktur geologi yang kompleks sehingga kurang sesuai jika digunakan dalam pemodelan daerah penelitian ini. Adapun limitasi tersebut dikarenakan penggunaan parameter kontras magnetisasi dan kedalaman rata-rata sebagai parameter awal pemodelan MagB_Inv. Parameter kontras magnetisasi membuat pemodelan dilakukan dengan mengasumsikan daerah penelitian terbagi3 menjadi dua lapisan utama yang terdiri atas lapisan MBR dan lapisan batuan-batuan lain di atasnya yang menjadikan variasi lateral pada daerah penelitian yang diakibatkan oleh batuan-batuan menjadi tidak tercitrakan dengan baik. Untuk parameter kedalaman rata-rata, dikarenakan hanya digunakan satu nilai yang sama sebagai dasar pemodelan MBR untuk seluruh daerah penelitian terlepas dari luas dan kompleksitas geologi daerahnya membuat hasil pemodelan pada daerah dengan kondisi geologi yang kompleks tidak dapat direpresentasikan dengan baik. Hal ini dikarenakan pada daerah dengan geologi yang kompleks, kontras nilai kedalaman basement antara satu daerah dengan daerah lainnya bisa sangat berbeda sehingga penggunaan satu nilai kedalaman rata-rata sebagai starting model untuk seluruh daerah kurang tepat untuk dilakukan. Sedangkan untuk metode Euler deconvolution, dari ketiga SI yang dipakai, hasil yang paling optimal didapatkan ketika menggunakan nilai 1. Dari seluruh metode yang digunakan pada penelitian ini, metode yang paling sesuai untuk diterapkan pada daerah Segmen Sumani adalah metode Euler deconvolution dengan SI=1. Selanjutnya, untuk analisis tambahan dilakukan pula pemodelan pada daerah Segmen Sianok dengan menggunakan MagB_Inv. Daerah Segmen Sianok dipilih karena adanya lapisan tuf tebal yang berada di permukaan dan dapat merepresentasikan daerah cekungan sedimen. Hasil pemodelan menunjukkan kesesuaian dengan referensi sehingga membuktikan bahwa program MagB_Inv juga dapat digunakan untuk memodelkan MBR pada daerah vulkanik apabila tersusun atas lapisan tuf tebal.