ABSTRAK M Raihan Ulil Albab.pdf
Terbatas  Devi Septia Nurul
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Devi Septia Nurul
» Gedung UPT Perpustakaan
COVER Muhammad Raihan Ulil Albab
Terbatas  Devi Septia Nurul
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Devi Septia Nurul
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB1 Muhammad Raihan Ulil Albab
Terbatas  Devi Septia Nurul
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Devi Septia Nurul
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB2 Muhammad Raihan Ulil Albab
Terbatas  Devi Septia Nurul
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Devi Septia Nurul
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB3 Muhammad Raihan Ulil Albab
Terbatas  Devi Septia Nurul
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Devi Septia Nurul
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB4 Muhammad Raihan Ulil Albab
Terbatas  Devi Septia Nurul
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Devi Septia Nurul
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB5 Muhammad Raihan Ulil Albab
Terbatas  Devi Septia Nurul
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Devi Septia Nurul
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Muhammad Raihan Ulil Albab
Terbatas  Devi Septia Nurul
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Devi Septia Nurul
» Gedung UPT Perpustakaan
Panas bumi merupakan salah satu energi alternatif untuk memenuhi kebutuhan
energi. Indonesia merupakan negara yang memiliki potensi besar untuk
mengembangkan energi panas bumi. Salah satu metode geofisika yang dapat
digunakan yaitu metode magnetik yang didasarkan pada perbedaan sifat
kemagnetan batuan. Daerah panas bumi akan memiliki intensitas magnetik batuan
lebih rendah dibanding sekitarnya, karena peningkatan suhu akan mengakibatkan
berkurangnya sifat kemagnetan batuan. Melalui metode magnetik, dapat
mengetahui terkait sistem panas di bawah permukaan bumi dengan menentukan
kedalaman tiitk Curie, serta gradien geotermal dan aliran panas. Penelitian ini, akan
menggunakan data aeromagnetik pada wilayah Jawa Tengah yang diambil dari
Magnetic Anomaly Map of East and Southeast Asia untuk menentukan kedalaman
titik Curie serta gradien geotermal dan aliran panas menggunakan data magnetik
untuk mengetahui informasi sistem panas di bawah permukaan. Area penelitian
memiliki luas 345 × 198 km2 yang dibagi menjadi 85 blok. Tiap blok memiliki
luas sebesar 40 × 40 km2 dengan menggunakan tumpang tindih antar blok sebesar
50% dan dilakukan analisis spektral 2D untuk mengestimasi kedalaman atas (????????)
dan kedalaman centroid (????0) yang menghasilkan nilai kedalaman titik Curie tiap
blok. Hasil kedalaman titik Curie pada area penelitian sekitar 8 hingga 20 km.
Kedalaman titik Curie yang dangkal ditemukan pada daerah yang terdapat
gunungapi dan manifestaisi air panas sedangkan kedalaman titik Curie yang dalam
ditemukan di luar wilayah tersebut. Nilai kedalaman titik Curie digunakan dalam
perhitungan untuk mencari gradien geotermal dan aliran panas. Pada area penelitian
memiliki gradien geotermal berkisar 27 hingga 67 °C/km dan aliran panas memiliki
rentang nilai 69 hingga 167 mW/m2. Nilai gradien geotermal dan aliran panas yang
tinggi ditemukan pada daerah yang terdapat gunungapi dan manifestasi air panas
sedangkan diluar daerah tersebut ditemukan gradien geotermal dan aliran paans
yang rendah. Daerah yang memiliki nilai kedalaman titik Curie yang rendah,
gradien geotermal dan aliran panas yang tinggi dapat berpotensi untuk
mengembangkan energi panasbumi