digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Aufa Qoulan Karima
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

COVER Aufa Qoulan Karima
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB1 Aufa Qoulan Karima
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB2 Aufa Qoulan Karima
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB3 Aufa Qoulan Karima
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB4 Aufa Qoulan Karima
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Aufa Qoulan Karima
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

Proses perkembangan kota yang pesat dari tahun ke tahun menyebabkan terjadinya perubahan tutupan lahan serta fungsi infrastruktur yang telah dibangun, sebagaimana yang terjadi di kota-kota besar di Pulau Jawa. Perubahan tersebut menimbulkan persoalan-persoalan seperti kualitas lingkungan yang menurun, tata kota yang menjadi tidak teratur, timbulnya pencemaran, permasalahan sosial dan ekonomi, serta kerentanan bencana yang meningkat. Berdasarkan hal tersebut, perlu diberlakukan strategi jangka panjang agar tumbuh kembang perkotaan menjadi berkelanjutan. Hal ini sejalan dengan target ke-11 dari tujuan Sustainable Development Goals (SDGs) oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa, yaitu “Membuat kota dan pemukiman penduduk yang inklusif, aman, tangguh, dan berkelanjutan”. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji perubahan ruang terbuka hijau (RTH) dan lahan terbangun sebagai bagian dari parameter indeks perkembangan kota di ibu kota provinsi di Pulau Jawa. Kajian perubahan RTH dan lahan terbangun dilakukan menggunakan metode normalized difference vegetation index (NDVI) dan normalized difference built-up index (NDBI), sedangkan kajian indeks perkembangan kota dibuat dengan mengadaptasi city development index (CDI). Perubahan RTH tahun 2013 – 2022 yang terjadi di setiap kota berbeda-beda, Kota Bandung dan Kota Semarang mengalami penurunan luas RTH sedangkan ibu kota provinsi lainnya mengalami kenaikan. Perubahan luasan lahan terbangun untuk semua kota mengalami kenaikan dengan Kota Bandung mengalami peningkatan yang paling banyak, yaitu sebanyak 10,26%. Hasil indeks perkembangan kota menunjukkan Kota Semarang merupakan wilayah yang memiliki skor CDI tertinggi dibandingkan kota lainnya, yaitu 76,03 dari 100.