digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800


COVER Serly Nur Azizah
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB1 Serly Nur Azizah
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB2 Serly Nur Azizah
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB3 Serly Nur Azizah
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB4 Serly Nur Azizah
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Serly Nur Azizah
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

Indonesia merupakan negara yang berbatasan langsung dengan sepuluh negara. Dengan kondisi tersebut perlu dilakukan penetapan batas negara. Untuk penetapan batas laut negara dilakukan oleh Pusat Hidro-Oseanografi TNI AL (Pushidrosal) dengan menggunakan metode terestris atau langsung ke lapangan. Penetapan batas laut ini dilakukan dengan mencari kedalaman nol meter di mana titik dasar dan garis pangkal berada. Seperti yang diketahui bahwa penetapan batas negara dilakukan di daerah terluar dari negara Indonesia sehingga tidak semua area dapat dijangkau. Selain itu, biaya yang dikeluarkan untuk melakukan satu kali survei juga besar. Seiring dengan berkembangnya teknologi terdapat metode lain untuk mendapatkan kedalaman nol meter, yaitu dengan metode ekstraterestris berupa Satellite Derived Bathymetry (SDB). Metode SDB memiliki jangkauan yang luas dan biaya yang dikeluarkan lebih sedikit. Ada beberapa algoritma yang dapat digunakan pada metode SDB untuk mendapatkan kedalaman air. Pada penelitian ini ekstraksi kedalaman air menggunakan algoritma Stumpf. Sebelum dan sesudah dilakukan ekstraksi kedalaman perlu dilakukan koreksi. Koreksi sebelum dilakukan ekstraksi kedalaman yaitu pemisahan badan air dan koresi sun glint. Sedangkan untuk koreksi setelah ekstraksi kedalaman, yaitu koreksi pasut agar nilai kedalaman terikat pada chart datum. Setelah didapatkan kedalaman air yang terkoreksi pasut kemudian dipilih titik-titik dengan kedalaman nol meter untuk ditentukan titik yang memiliki potensi menjadi titik dasar. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini berupa titik-titik yang berpotensi menjadi titik-titik dasar yang merupakan hasil ekstraksi kedalaman tereferensi pada MLWS dan LAT. Hasil lainnya berupa perbedaan posisi titik tereferensi MLWS hasil SDB yang terdekat dengan titik dasar existing dengan range jarak 20-30 meter. Namun, hasil dari perhitungan Root Mean Square Error (RMSE) pada model kedalaman didapatkan nilai sebesar 12,04 meter. Nilai RMSE tersebut tidak memenuhi ketelitian sehingga hasil dari penelitian ini belum bisa dijadikan sebagai alternatif dalam penentuan titik dasar untuk penarikan batas maritim NKRI.