digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Muhammad Rizky Altasya
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

Pesisir Utara Sulawesi Utara dan Gorontalo merupakan daerah yang diprediksi memiliki kerawanan tinggi terhadap tsunami. Sumber utama potensi tsunami di wilayah tersebut adalah gempa megathrust akibat pergerakan lempeng di laut. Diketahui secara luas bahwa insiden tsunami pasti mempengaruhi bangunan. Bangunan merupakan aspek penting dalam kehidupan, karena memiliki nilai ekonomi dan fungsi yang tinggi. Oleh karena itu, penting untuk menghitung kerentanan bangunan terhadap kerusakan akibat bencana untuk menyiapkan langkah-langkah antisipatif yang dapat meminimalkan kerugian ekonomi yang signifikan. Ketersediaan data dianggap sebagai faktor krusial dalam menentukan nilai kerusakan dan kerugian ekonomi bangunan akibat bencana tsunami. Hal ini tergantung dari hasil potensi bahaya tsunami di daerah penelitian, pemanfaatan data batas administrasi, keterpaparan, bahaya tsunami, harga bangunan, dan kurva kerentanan. Data tersebut dapat menghasilkan perkiraan tingkat kerusakan suatu kecamatan dan nilai kerugian ekonomi akibat bencana tsunami di wilayah cakupan penelitian. Dalam menentukan tingkat kerusakan suatu wilayah, metode yang digunakan adalah curve fit berdasarkan kurva kerentanan Tsunami Pangandaran 2006. Struktur taksonomi yang dominan di semua kecamatan untuk gedung sekolah dan kesehatan adalah taksonomi MCF satu lantai. Total bangunan yang rusak untuk fasilitas pendidikan sebanyak 412 sekolah, sedangkan fasilitas kesehatan sebanyak 9 sekolah akibat bencana tsunami. Sedangkan untuk perhitungan kerugian dihasilkan dari kalkulasi indeks kerusakan, HSGBN, dan total luas bangunan. Total kerugian ekonomi untuk gedung sekolah mencapai 732,8 miliar, sedangkan total kerugian ekonomi untuk gedung fasilitas kesehatan mencapai 26,25 miliar akibat bencana tsunami.