digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Khaidir Sirrillah
Terbatas  Perpustakaan Prodi Arsitektur
» Gedung UPT Perpustakaan

Kota Bandung merupakan surga dalam industri fashion, dengan industri ini menempati posisi tertinggi setelah industri makanan. Namun, melesatnya perkembangan industri fashion di Kota Bandung berbanding lurus dengan tingginya angka pencemaran lingkungan. Sehingga industri fashion di Kota Bandung perlu level-up their game dengan beralih ke produk yang lebih inovatif dan berkelanjutan, atau yang disebut sebagai eco-fashion. Banyak pengusaha yang sudah memulai industri ini di Indonesia, khususnya di Kota Bandung. Sehingga diperlukan suatu wadah untuk mengembangkan industri eco-fashion, yaitu melalui Fashion Hub. Fashion Hub yang berlokasi di Pasar Induk ini memiliki luas lantai bangunan sebesar 17.669 m2 yang dibangun pada lahan seluas 10.254 m2. Fasilitas ini akan menggantikan Pasar Cimol Gedebage yang merupakan pusat baju bekas impor yang tidak terjual sepenuhnya dan dapat dimanfaatkan kembali. Fashion Hub ini memiliki visi sebagai fasilitas pionir eco-fashion di Indonesia, dengan berfokus pada pengembangan produk eco-fashion yang ditambah dengan fungsi pengurangan impor pakaian bekas. Dalam membuat fashion hub yang sustain, terdapat 3 persoalan utama yang perlu diperhatikan, yaitu produktivitas, kreativitas, dan peningkatan exposure industri eco-fashion. Persoalan tersebut direspon dengan konsep oasis sebagai sebuah ekosistem pendukung eco-fashion. Oasis merujuk pada ekosistem hijau di tengah padang pasir yang menjadi representasi dari proyek ini sekaligus suatu jawaban dari persoalan yang menjadi suatu ekosistem pendukung perkembangan industri eco fashion. Konsep Oasis yang menyegarkan bertentangan dengan keadaan sekitar yang menjadi bagian dari respon konteks kawasan Gedebage yang secara figuratif seperti padang pasir yang tidak nyaman.