digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Salsabila Putri Wuriadi
Terbatas  Perpustakaan Prodi Arsitektur
» Gedung UPT Perpustakaan

Kota Bandung merupakan salah satu dari kota di Provinsi Jawa Barat yang memiliki berbagai macam kesenian. Namun, sayangnya memiliki angka kepunahan yang tinggi setiap tahunnya. Hal tersebut dikarenakan adanya dampak globalisasi bagi masyarakat dan kurangnya sarana untuk menyebarluaskan kesenian serta keterbatasan opsi untuk menampilkan karya seni bagi para seniman. Untuk itu diperlukan sebuah sarana untuk melestarikan kesenian dan mewadahi aktivitas para seniman dalam bentuk Pusat Kesenian Pertunjukan. Proyek Pusat Kesenian Pertunjukan ini direncanakan sebagai wadah yang dapat menampung aktivitas seni secara terpadu dalam mengembangkan yang berkaitan dengan kesenian, termasuk kebebasan berekspresi, berbuat, dan mencipta. Serta, menyediakan fasilitas bagi masyarakat untuk dapat turut belajar dengan maksud untuk melestarikan kesenian. Proyek pusat kesenian pertunjukan ini berlokasi di Jalan Phh. Mustofa, Cibeunying Kidul dengan luas lahan 11.800 m2. Pemilihan lokasi didasarkan atas kedekatan dengan sanggar dan lingkung seni tradisional. Proyek ini dapat mewadahi aktivitas dari beberapa komunitas seni, di antaranya komunitas seni tari Bajidoran, tari Jaipong, musik Calung, musik Degung, teater Kabaret Sunda, Benjang Reak, dan Wayang Golek. Dari hasil analisis konteks dan pengguna, dirumuskan empat isu perancangan, yaitu kebutuhan akan ruang eksplorasi untuk berkarya, berinteraksi, dan berkolaborasi; sarana edukasi kesenian pertunjukan yang kurang memadai di Kota Bandung; minimnya penerapan kesenian maupun kebudayaan lokal pada perancangan arsitektur; serta tantangan konteks pada tapak. Terdapat tiga konsep utama untuk menjawab isu-isu tersebut, yaitu ruang interaksi, kolaborasi, dan eksplorasi; community public space; serta adaptasi seni dan budaya lokal. Berdasarkan konsep yang telah dijelaskan sebelumnya, proyek pusat kesenian pertunjukan terbagi ke dalam zona pertunjukan dan eksplorasi, zona edukasi, dan zona rekreasi dan komersial. Setiap ruang pada zona-zona tersebut dirancang sefleksibel mungkin, layout ruang dalam mengikuti konsep open space, dan penataan ruang disesuaikan dengan masing-masing karakter untuk mengakomodasi berbagai aktivitas pengguna. Selain itu, proyek ini juga memperhatikan akses dan sirkulasi yang memudahkan bagi setiap kalangan pengguna.