digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Alifia Zahwa Rahma S.
Terbatas  Perpustakaan Prodi Arsitektur
» Gedung UPT Perpustakaan

Fenomena melonjaknya bangunan industri terbengkalai di seluruh dunia dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan daerah karena keberadaan negative space yang sangat luas. Keberadaan ratusan pabrik gula di Indonesia, khususnya di Pulau Jawa, saat ini mengalami kondisi serupa. Salah satunya adalah Pabrik Gula Jatibarang yang merupakan pabrik gula dengan masa operasional terlama di Kabupaten Brebes. Berhenti beroperasi pada 2017, Pabrik Gula Jatibarang memiliki signifikansi yang tinggi terhadap nilai sejarah, budaya, dan ekonomi area di sekitarnya. Selain itu, berdasarkan RDTR Kabupaten Brebes tahun 2019-2023, Pabrik Gula Jatibarang ditetapkan sebagai kawasan cagar budaya dengan arahan pengembangan di ranah edukasi dan ilmu pengetahuan. Oleh karena itu, Pabrik Gula Jatibarang menjadi penting untuk dilestarikan. Proyek ini bertujuan untuk merevitalisasi sebagian kawasan Pabrik Gula Jatibarang agar dapat digunakan kembali dengan fungsi yang beradaptasi dengan kebutuhan masyarakat Kecamatan Jatibarang saat ini melalui pendekatan adaptive reuse. Lahan proyek terletak pada sebagian pabrik produksi dan bangunan remise lokomotif dengan total luas 14.000 m2 . Intervensi pada proyek adaptive reuse menjadi isu perancangan utama dengan mempertimbangkan pengintegrasian bangunan baru dan lingkungan eksisting, penghidupan kembali melalui peningkatan potensi komunitas setempat, serta keberadaan ruang publik terbuka. Konsep utama perancangan bertajuk Jatibarang Heritage and Community Center yang menjadikan gula sebagai penghubung kehidupan masa lampau dan masa kini pada area pabrik melalui pelestarian warisan budaya industri, peningkatan kegiatan komunitas, dan keberadaan ruang publik restoratif. Berdasarkan kajian dan analisis konteks yang dilakukan, proyek ini terdiri atas lima zona, yaitu zona edukasi, zona preservasi, zona komunitas, zona komersil, dan zona servis yang disusun berdasarkan hierarki ruang publik-privat mengingat bentuk lahan yang panjang dan sempit. Fokus terhadap bangunan eksisting remise lokomotif berusaha ditingkatkan dengan keberadaan jalur utama sebagai axis dan zona komersil sebagai penarik pengguna mengunjungi bangunan remise yang ada di area belakang tapak. Penggunaan fasad kontras-kontekstual pada bangunan baru menggunakan panel reflektif mengarah ke bangunan lama dengan tetap memberikan kesan berbeda terhadap bangunan remise lokomotif. Di sisi lain, penggunaan fasad selaras-kontekstual digunakan pada bangunan servis baru agar secara lanskap pengguna tetap dapat merasakan suasana lama area pabrik. Aksen berupa bentuk arch dan permainan materialitas batu bata pada pintu dan dinding digunakan sebagai signage interior bangunan. Material beton pada kolom-balok dan struktur baja honeycomb digunakan untuk mewadahi area museum dengan bentang lebar sekaligus memperkuat kesan industrialitas bangunan.