digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Sharleen Oletha Astono
Terbatas  Perpustakaan Prodi Arsitektur
» Gedung UPT Perpustakaan

Indonesia merupakan negara di Asia Tenggara dengan tingkat kasus kanker tertinggi pada anak-anak. Permasalahan tersebut menyebabkan banyak anak-anak yang harus pergi ke kota besar untuk memperoleh pengobatan yang lebih memadai. Oleh karena itu, terdapat sebuah urgensi untuk menciptakan fasilitas tempat tinggal gratis yang bisa menampung pasien kanker anak-anak selama menjalani pengobatan kanker di kota. Proyek ini merupakan proyek rumah singgah, sebuah hunian sementara untuk pasien kanker anak-anak yang berada di Bandung. Selain fungsi utama sebagai hunian, fasilitas rumah singgah ini juga menawarkan fasilitas edukasi untuk membantu memenuhi kebutuhan anak-anak akan pendidikan meskipun mereka mengalami kesulitan akibat penyakit kanker. Di rumah singgah ini juga tersedia beberapa fasilitas yang berupaya mengakomodasi fungsi rekreasi bagi pasien, seperti playground dan perpustakaan. Proyek ini berada pada lahan sebesar 4.000 m2 di Jl. Bijaksana Dalam, Kecamatan Sukajadi, Kota Bandung. Lokasi tersebut masih berada dalam radius 1 km dari Rumah Sakit Hasan Sadikin sebagai salah satu rumah sakit rujukan untuk pasien kanker di Bandung. Proyek ini berusaha menyelesaikan beberapa isu yang berkaitan dengan pengguna bangunan. Isu perancangan tersebut, di antaranya: suasana yang mendukung kesembuhan pasien kanker anak-anak, lingkungan yang aman untuk pasien kanker anak-anak, dan bangunan yang tidak mahal sehingga menghemat pengeluaran yayasan. Konfigurasi zonasi bangunan terbagi menjadi 3 area berdasarkan tingkat keramaian pada area di sekitar tapak. Komposisi bangunan dibuat terpecah menjadi beberapa massa dengan bentuk yang lebih kecil agar lebih familiar dengan skala anak-anak. Sebagai upaya untuk mengurangi biaya operasional dari yayasan, maka bangunan dirancang agar bisa memanfaatkan pencahayaan serta penghawaan alami. Beberapa fasilitas juga disediakan untuk bisa digunakan secara bersama oleh penghuni rumah singgah sehingga menghemat jumlah ruang yang harus disediakan yayasan. Pada interior ruangan dilengkapi dengan warna-warna yang bisa memberikan efek terapeutik pada psikologis pasien, seperti warna hijau pada dinding kamar, serta pola berwarna kuning dan biru pada ruang-ruang kelas.