digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Zulfaa Huwaidah
Terbatas  Perpustakaan Prodi Arsitektur
» Gedung UPT Perpustakaan

Peningkatan jumlah penduduk Indonesia tidak lepas dari peran seorang ibu yang melahirkan individu baru ke dunia. Namun, trauma fisik dan ketidaknyamanan psikologis akibat persalinan, serta semua aspek kehidupan semuanya harus dihadapi oleh para ibu sendirian. Kondisi tersebut membawa potensi terjadinya baby blues atau bahkan depresi pada sang ibu, belum lagi ibu baru melahirkan cenderung rentan mendapat tekanan dari nilai-nilai sosiokultural yang merebak di masyarakat Indonesia serta perawatan yang singkat di rumah sakit pun tidak menjamin kesiapan ibu sebelum pemulangan ke rumah. Berdiri sebagai fasilitas ekstensi dari RSIA Grha Bunda, proyek ini merupakan fasilitas khusus yang diadakan untuk mewadahi kebutuhan medis dan perawatan bagi para Ibu dalam prosesnya menuju kelahiran individu baru, bahkan hingga proses pemulihan pasca persalinan yang berkontribusi pada kesembuhan dan kesiapan fisik ataupun mental Ibu postpartum sebelum pemulangan ke rumah sehingga mampu mengurangi banyaknya kasus baby blues ataupun postpartum depression pada masyarakat. Proyek ini akan melayani fungsi promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif sebagai healthcare center dengan tambahan fungsi edukatif dan rekreatif. Perancangan proyek ini akan terfokus pada penambahan jumlah fasilitas bersalin dan pengadaan fasilitas postpartum (pasca persalinan) agar ibu yang telah melahirkan dan selesai masa pengobatan pasca persalinannya bisa melanjutkan masa perawatannya yang tidak terkait dengan pengobatan medis namun tetap terpantau oleh tenaga kesehatan. Massa bangunan ini terdiri atas 2 lantai basement, 3 lantai podium, serta dua tower yang merupakan tower Rawat Inap Healthcare Center (4 lantai) dan tower Kamar Penginapan Postpartum Care Center (7 lantai) dengan rooftop masing-masing. Proyek ini dirumuskan atas dasar persoalan-persoalan sebagai berikut: higienitas, keselamatan, dan keamanan; environment consideration mengenai kenyamanan psikologis, akustik, visual, termal, dan penciuman; serta pengelompokkan ruang atau zoning yang tepat untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi kegiatan di dalamnya maupun antarruang. Untuk menjawab persoalan tersebut, dirancanglah konsep desain berbasis patient-centered, therapeutic environment, dan konsep salutogenic design sebagai pendukung pemulihan pasien sebelum pemulangan.