digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Lokasi penelitian terletak di sebelah baratlaut Cekungan Sumatra Selatan yang secara administrasi berada di wilayah Kabupaten Muara Bungo, Provinsi Jambi. Lokasi penelitian menempati 8% dari total penyebaran Formasi Sinamar. Formasi Sinamar terdiri dari serpih, batulempung, batulumpur, batupasir dan batupasir konglomeratan serta sisipan batubara yang berumur oligosen. Penelitian ini difokuskan pada batuan sedimen halus Formasi Sinamar yaitu serpih, batulempung, dan batulumpur. Penelitian tentang batuan induk di daerah ini belum banyak dilakukan sebelumnya. Data primer berasal dari sumur SNM yang mempunyai kedalaman 75 m dan singkapan batuan yang dianalisis berdasarkan kekayaan karbon organik total (TOC), Pirolisis Rock-Eval, Reflektansi vitrinit (Ro), petrografi organik, Scanning Electron Microscope (SEM), Kromatografi Gas-Spektrometri Massa (GC-MS) alkana normal termasuk isoprenoidnya, data triterpana, dan data sterana. Data biomarker yang digunakan dalam penelitian ini hanya terbatas pada ion massa yang umum seperti triterpana (m/z 191) dan sterana (m/z 217). Berdasarkan analisis kekayaan dan kematangan batuan induk, serpih Formasi Sinamar memiliki kekayaan dari baik sampai baik sekali (2% - 10%) sebagai batuan induk. Batulempung dan batulumpur Formasi Sinamar mempunyai kekayaan dan kematangan yang kurang baik sebagai batuan induk. Tingkat kematangan serpih Formasi Sinamar berdasarkan Tmaks yaitu 436 - 4390 C, termasuk dalam tahap matang awal (early mature) yang memiliki kecenderungan untuk menghasilkan minyak yang berasal dari kerogen tipe I (HI > 600 mg HC/g). Batulempung dan batulumpur memiliki kecenderungan untuk menghasilkan gas yang berasal dari kerogen tipe III (HI < 300 mg HC/g). Berdasarkan diagram TOC versus Potential yield serpih Formasi Sinamar termasuk dalam kategori oil prone source rock, sedangkan batulempung dan batulumpur dikategorikan ke dalam gas prone source rock. Eksinit sebagai kelompok maseral utama pada serpih Formasi Sinamar tersusun oleh maseral alginit (3,4 – 18%), resinit (1,6 – 5,6%). Analisis petrografi organik, biomarker dan SEM memperlihatkan bahwa material organik serpih Formasi Sinamar berasal dari tumbuhan tinggi dan alga khususnya jenis botryococcus. Botryococcus, fosil ikan tawar dan trunk yang ditemukan di Serpih Formasi Sinamar mengindikasikan serpih tersebut diendapkan pada lingkungan lakustrin. Berdasarkan analisis SEM, dapat diketahui jenis mineral lempung pada serpih tersusun atas smektit-illit, illit, kaolinit dan material organik berupa liptinit/eksinit (resinit, alginit), serta droplet oil. Serpih Formasi Sinamar termasuk dalam kategori batuan induk potensial (potential source rock). Apabila serpih Formasi Sinamar mempunyai kematangan yang mencukupi maka volume minyak yang dapat dihasilkan dari serpih Formasi Sinamar di lokasi penelitian adalah 5,02 juta barel, sedangkan volume minyak yang dapat dihasilkan dari total serpih Formasi Sinamar keseluruhan sekitar 6,08 miliar barel.