Bab 1 2023 DS TF Rr. Wiwiek Eka Mulyani 33317004 BAB I_1.pdf
PUBLIC Open In Flip Book Irwan Sofiyan Bab 2 2023 DS TF Rr. Wiwiek Eka Mulyani 33317004 BAB II_1.pdf
PUBLIC Open In Flip Book Irwan Sofiyan Bab 3 2023 DS TF Rr. Wiwiek Eka Mulyani 33317004 BAB III_1.pdf
PUBLIC Open In Flip Book Irwan Sofiyan Bab 4 2023 DS TF Rr. Wiwiek Eka Mulyani 33317004 BAB IV_1.pdf
PUBLIC Open In Flip Book Irwan Sofiyan Lampiran 2023 DS TF Rr. Wiwiek Eka Mulyani 33317004 LAMPIRAN_1.pdf
PUBLIC Open In Flip Book Irwan Sofiyan
Kenyamanan pakaian olahraga sangat bergantung pada jenis kain yang digunakan.
Tingkat kenyamanan kain ditentukan oleh tekstur, kehalusan dan penyerapan cairan
keringat, sementara keawetan kain ditentukan oleh daya tahan kain terhadap
pencucian berulang. Saat ini pakaian olahraga banyak dibuat dari kain poliester
karena sifatnya yang tahan kusut, tahan terhadap bakteri dan jamur, dan memiliki
sifat wicking yang baik. Namun, poliester bersifat hidrofobik dan mempunyai
kemampuan penyerapan air yang rendah. Untuk memperbaiki penyerapan cairan
keringat diperlukan modifikasi permukaan kain poliester yang hidrofobik menjadi
hidrofilik serta memiliki manajemen kelembapan yang baik.
Pada penelitian disertasi ini dilakukan modifikasi permukaan kain rajut poliester
single dan double jersey dengan partikel nanosilika. Modifikasi permukaan pada
kain rajut poliester dilakukan menggunakan nanosilika-kitosan dengan teknik
padding (rendam-peras) dengan metode pad-dry-cure. Kain poliester direndam
dalam larutan sol silika-kitosan 100 g/L selama 20 menit pada suhu ruang,
kemudian direndam-peras dengan mesin padder dengan efek peras 70% dan
dikeringkan pada suhu 100 oC selama 1 menit. Proses dilanjutkan dengan pemanas
awetan (curing) pada suhu 150 oC selama 2 menit. Kain rajut poliester yang telah
dimodifikasi dilakukan pencucian berulang 1, 3, 5, 7, 10, 15, dan 20 kali
menggunakan prosedur ISO 6330:2012. Pencucian satu kali dijadikan standar untuk
pemakaian dan evaluasi kenyamanan pakai pada pengujian pengalihan kelembapan.
Morfologi, gugus fungsi dan sudut kontak permukaan sampel kain poliester
dikarakterisasi berturut-turut menggunakan scanning electron microscope (SEM),
fourier transform infra red (FTIR), dan goniometer sudut kontak. Pengujian
pengalihan kelembaban diukur menggunakan Moisture Management Tester
(MMT) merujuk pada standar metode tes AATCC 195-2011. Kain ukuran 8 cm ×
8 cm digunakan sebagai sampel, dan larutan NaCl 0,9% sebagai keringat buatan.
Hasil pengukuran berupa data waktu kebasahan atas dan bawah (WTt dan WTb),
laju penyerapan atas dan bawah (ARt dan Arb), jari-jari maksimum kebasahan atas
dan bawah (MWRt dan MWRb), laju penyebaran atas dan bawah (SSt and SSb),
keseluruhan kapasitas manajemen kelembaban (OMMC), dan akumulasi indeks
transport satu arah (AOTI). Manajemen sampel kain dinilai menurut Indeks MMT.
Partikel nano silika-kitosan telah berhasil disintesis menggunakan metode sol gel
pada pH 3-5 menghasilkan partikel nano silika-kitosan berbentuk bulat berdiameter
96 nm - 201 nm dan terdispersi secara baik. Tingkat keasaman larutan sol gel
menentukan ukuran dan distribusi ukuran partikel, makin asam larutan, ukuran
partikel dan distribusi ukuran partikel makin kecil.
Pelapisan kain rajut poliester dengan silika-kitosan menghasilkan permukaan yang
lebih kasar dibandingkan dengan kain tanpa lapisan silika-kitosan. Kekasaran
permukaan meningkatkan energi permukaan dari 0,034 mJ/m2 menjadi 0,144
mJ/m2 untuk single jersey, dan 0,026 mJ/m2 menjadi 0,144 mJ/m2 untuk double
jersey, yang mengindikasikan seluruh permukaan kain rajut terlapisi oleh partikel
silika-kitosan. Pengukuran statis sudut kontak tetesan air 2 ?L pada permukaan kain
rajut single jersey mengubah sifat hidrofobik permukaan kain rajut dengan sudut
kontak 122o menjadi bersifat super hidrofilik (? = 0o) untuk semua penambahan
kitosan. Pelapisan kain rajut double jersey menurunkan sudut kontak dari 130,3o
menjadi 0o pada permukaan yang dimodifikasi dengan silika-kitosan 1,5%. Analisis
gugus fungsi lapisan pada kain rajut single jersey dan double jersey menunjukkan
adanya peningkatan gugus hidroksil dan penurunan karboksilat pada permukaan
kain, mendukung adanya perubahan sifat permukaan kain rajut. Peningkatan gugus
hidroksil dan penurunan gugus karboksilat juga mengindikasikan terjadinya ikatan
kimia antara silika-kitosan dengan kain poliester. Hal ini meningkatkan durabilitas
lapisan silika-kitosan yang dibuktikan dengan uji pencucian berulang (dua puluh
kali) kain rajut poliester termodifikasi silika-kitosan 1,5%.
Hasil pengkuran MMT menunjukkan bahwa fungsionalitas kain rajut poliester
termodifikasi silika-kitosan dalam mengalihkan cairan dikategorikan sangat baik
(Excellent one-way transport) dibandingkan dengan kain tanpa modifikasi.
Accumulative one way transport (AOTI) dan over all moisture management
(OMMC) meningkat dari nilai 4 dan 3 pada kain double jersey menjadi nilai 5 dan
4 konstan hingga pencucian ke dua puluh kali. Pada kain single jersey dengan
struktur yang lebih longgar tidak mengalami perubahan yang signifikan pada nilai
AOTI dan OMMC.
Penelitian disertasi ini telah berhasil memodifikasi kain rajut poliester dari jenis
kain water penetration fabric menjadi moisture management fabric. Poliester
termodifikasi silika-kitosan bersifat hidrofilik, memiliki manajemen kelembapan
yang sangat baik, dan durabilitas yang mampu bertahan hingga dua puluh kali
pencucian. Modifikasi permukaan poliester dengan nanopartikel silika-kitosan
membuka peluang dalam pengembangan tekstil fungsional.