BAB 1 Dale Tandersen
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 Dale Tandersen
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 Dale Tandersen
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Dale Tandersen
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 Dale Tandersen
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Dale Tandersen
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Silikon (Si) merupakan salah satu logam yang banyak digunakan dalam pembuatan
sel surya dan semikonduktor untuk komponen elektronik. Silikon di dunia
diproduksi dengan bahan baku berbasis silika (SiO2), pada umumnya berupa kuarsit
dengan menggunakan reduktor berbasis karbon atau biasa disebut dengan reduksi
karbotermik menggunakan tanur listrik. Cadangan pasir silika di Indonesia sangat
banyak, diprediksi berada pada angka 23 milyar ton pada tahun 2020. Penggunaan
pasir silika sebagai bahan baku silikon diharapkan dapat membantu produksi
silikon di Indonesia. Dalam penelitian ini, ekstraksi silikon dari pasir silika
dipelajari dengan reduksi karbotermik menggunakan serbuk grafit, kokas, dan
arang batok kelapa sebagai reduktornya.
Serangkaian percobaan ekstraksi silikon dari pasir silika dilakukan untuk
mempelajari pengaruh variasi reduktor karbon berupa serbuh grafit, kokas serta
arang batok kelapa dan pengaruh pembriketan terhadap produk logam silikon.
Percobaan diawali dengan karakterisasi sampel pasir silika dengan menggunakan
X-ray fluorescence dan karakterisasi reduktor kokas dan arang batok kelapa dengan
analisis proksimat. Percobaan dilakukan menggunakan 50 gram pasir silika dengan
variasi reduktor serbuk grafit, kokas, dan arang batok kelapa dan nisbah mol C:SiO2
sebesar 1,8:1. Masing-masing reduktor digunakan dalam percobaan sebanyak dua
kali dengan sekali percobaan tanpa pembriketan dan sekali percobaan dilakukan
pembriketan dengan waktu pemanasan dalam tanur listrik arus searah selama 10
menit. Hasil percobaan dilakukan analisis SEM-EDS dan X-ray diffraction. Hasil
analisis dibandingkan dengan hasil analisis SEM-EDS kokas, serbuk FeSi, dan
batang SiC.
Hasil analisis XRD menunjukkan puncak dari Si, SiO2, SiC, dan C pada semua
percobaan. Percobaan dengan menggunakan reduktor kokas yang dilakukan
pembriketan memberikan hasil terbaik dengan kadar Si dalam logam sebesar
97,82%. Hasil percobaan dengan briket campuran pasir silika dengan arang batok
kelapa menghasilkan kadar Si sebesar 34,11% dengan fasa utama berupa SiC, hasil
percobaan dengan briket campuran pasir silika dengan grafit menghasilkan kadar
Si sebesar 27,07% dengan fasa utama berupa SiO2 dan SiC. Hasil percobaan dengan
reduktor kokas tanpa dilakukannya pembriketan menunjukkan kadar SiO2 yang
masih tinggi dilihat dari kadar oksigen sebesar 44,93%, kadar karbon 18,28%, dan
kadar Si 36,7%. Hasil percobaan dengan reduktor arang batok kelapa tanpa
pembriketan menunjukkan fasa SiC dan SiO2 sebagai fasa utama dilihat dari kadar
karbon sebesar 41,86%, kadar oksigen 17,96%, dan kadar Si 34,83%. Campuran
pasir silika dengan serbuk grafit tanpa pembriketan membentuk SiC sebagai fasa
utamanya dilihat dari kadar karbon sebesar 48,083%, kadar oksigen 1,027%, dan
kadar Si 50,893%.