digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Keberadaan vulkanik berumur Tersier di daerah Karangsambung berupa intrusi dangkal batuan beku diabas dan basalt andesit, lava masif basaltik, lava bantal basaltik, tuf piroklastik dan breksi hialoklastik insitu dan sedimenter. Pengamatan lapangan memperlihatkan bahwa intrusi dangkal terbentuk di lingkungan bawah laut terdiri dari leher gunung api di daerah Gunung Parang dan Gunung Bujil, retas di daerah Kali Jebug-Banjarsari dan Jembling-Kali Kayen. Analisis petrografi telah dilakukan pada 40 sampel batuan vulkanik berumur Tersier dan batuan sedimen yang mempunyai hubungan stratigrafi lebih muda atau lebih tua secara umur geologi dengan batuan vulkanik Tersier. Berdasarkan hasil analisis petrografi, batuan beku vulkanik berumur Tersier yang dijumpai di daerah ini komposisi mineral utamanya adalah plagioklas, klinopiroksen dan mineral opak. Olivin hampir tidak dijumpai dalam sayatan tipis batuan beku. Tekstur yang umum dijumpai pada intrusi diabas adalah holokristalin, ofitik dan subofitik. Intrusi basalt andesit pada Gunung Bujil memperlihatkan tekstur holokristalin, porpiritik dan intergranular. Lava basalt andesit dengan struktur masif dan bantal memiliki tekstur hipokristalin, porpiritik, trakitik dan intergranular. Dari hasil analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa batuan beku Tersier di sekitar Desa Dakah dapat digolongkan dalam jenis toleit. Sebagian besar contoh batuan telah mengalami pelapukan ditandai dengan kehadiran klorit berwarna hijau kecoklatan yang kaya Fe. Mineral sekunder lain yang umum hadir adalah natrolit dan kalsit yang mengisi rongga dalam batuan. Kehadiran natrolit berhubungan dengan sedimen laut yang mengindikasikan bahwa batuan tersebut pernah mengalami ubahan dalam lingkungan laut. Batuan umumnya telah mengalami deformasi yang cukup kuat ditandai dengan adanya pembengkokan akibat mikrotektonik pada kristal-kristal dalam tubuh batuan beku. Analisis geokimia pada unsur utama dan unsur jejak dengan metode XRF telah dilakukan pada lima buah sampel batuan yang terdiri dari empat buah sampel batuan beku diabas dan satu buah sampel basalt andesit serta menggunakan tiga buah data pembanding dari batuan vulkanik berumur Tersier di daerah Karangsambung. Berdasarkan hasil analisis tersebut diketahui bahwa himpunan batuan vulkanik berumur Tersier di daerah Karangsambung berasal dari magma yang sama (ko genetis). Batuan vulkanik tersebut memiliki afinitas toleit busur kepulauan berdasarkan pengeplotan dalam diagram diskriminan dan unsur jejak yang menunjukkan pengkayaan pada unsur inkompatibel dengan potensial ion rendah (LIL) (Sr, K, Rb, Ba ± Th) dan relatif miskin pada unsur dengan potensial ion tinggi (HFS) (Ta, Nb, Ce, P, Zr, Hf, Sm, Ti, Y, Yb, Sc dan Cr ) dan rendahnya nilai unsur Ni. Berdasarkan analisis diagram evolusi magma maka pusat erupsi diperkirakan berada di sekitar Desa Dakah berturut-turut setelahnya adalah retas diabas Jembling-Kali Kayen, leher vulkanik diabas Gunung Parang, retas diabas Kali Jebug-Banjarsari dan leher vulkanik basalt andesit Gunung Bujil pada Eosen Akhir. Afinitas toleit busur kepulauan dibentuk dari magmatisme akibat penunjaman lempeng samudera dengan lempeng samudera. Formasi Karangsambung dan Totogan dianggap merupakan olisostrom yang diendapkan pada cekungan palung dengan batuan dasar berupa kompleks akresi yang berhubungan dengan sistem penunjaman Pra-Tersier sehingga terdapatnya vulkanisme toleit busur kepulauan di dalam lingkungan sedimen melange Formasi Karangsambung dan Formasi Totogan memberikan implikasi tektonik yang penting di daerah Karangsambung. Diperkirakan terjadi sistem penunjaman baru yang berada di arah selatan dari penunjaman yang lama. Terhentinya penunjaman Pra-Tersier disebabkan oleh tumbukan mikrokontinen Gondwanaland di tepi timur dan tenggara Sundaland pada Kapur Akhir sementara pergerakan lempeng samudera Indo-Australia terus bergerak ke arah Utara menyebabkan terbentuknya jalur penunjaman baru di selatan jalur penunjaman Pra-Tersier. Penunjaman baru di selatan Karangsambung diperkirakan mulai terbentuk pada Eosen Tengah dan terjadi magmatisme hingga membentuk vulkanisme di daerah Karangsambung pada Eosen Akhir. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kehadiran vulkanik Tersier di daerah Karangsambung merupakan produk insitu.