2008 TA PP ALMIRA FIRMANSYAH 1-COVER
Terbatas  rikrik
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  rikrik
» Gedung UPT Perpustakaan
2008 TA PP ALMIRA FIRMANSYAH 1-BAB 1
Terbatas  rikrik
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  rikrik
» Gedung UPT Perpustakaan
2008 TA PP ALMIRA FIRMANSYAH 1-BAB 2
Terbatas  rikrik
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  rikrik
» Gedung UPT Perpustakaan
2008 TA PP ALMIRA FIRMANSYAH 1-BAB 3
Terbatas  rikrik
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  rikrik
» Gedung UPT Perpustakaan
2008 TA PP ALMIRA FIRMANSYAH 1-BAB 4
Terbatas  rikrik
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  rikrik
» Gedung UPT Perpustakaan
2008 TA PP ALMIRA FIRMANSYAH 1-BAB 5
Terbatas  rikrik
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  rikrik
» Gedung UPT Perpustakaan
2008 TA PP ALMIRA FIRMANSYAH 1-BAB 6
Terbatas  rikrik
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  rikrik
» Gedung UPT Perpustakaan
2008 TA PP ALMIRA FIRMANSYAH 1-BAB 7
Terbatas  rikrik
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  rikrik
» Gedung UPT Perpustakaan
2008 TA PP ALMIRA FIRMANSYAH 1-BAB 8
Terbatas  rikrik
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  rikrik
» Gedung UPT Perpustakaan
2008 TA PP ALMIRA FIRMANSYAH 1-PUSTAKA
Terbatas  rikrik
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  rikrik
» Gedung UPT Perpustakaan
Manusia selalu memiliki keinginan untuk menghias sesuatu, tak terkecuali barang
tekstil, untuk memenuhi kebutuhan akan aspek estetis. Dalam tekstil, pemenuhan
kebutuhan akan ragam hias dapat dicapai melalui teknik reka latar. Tritik adalah salah
satu teknik reka latar celup rintang tradisional yang menggunakan jahitan sebagai media
perintangnya. Teknik ini banyak dipraktekkan di berbagai daerah di Nusantara dan juga di
luar negeri.
Ciri khas ragam hias yang dihasilkan teknik tritik adalah rupa garis yang terbentuk
dari sekumpulan titik dan nampak terputus-putus, serta rupa tekstur tiga dimensional yang
tercipta karena proses tarikan jahitan benang sebelum pewarnaan. Tritik sering
dikombinasikan dengan teknik celup rintang lainnya, seperti plangi dan batik, dalam
upaya menciptakan ragam hias pada kain.
Eksplorasi ini dilakukan dengan pengolahan berbagai aspek tritik (jenis kain,
jahitan, dan pewarnaan) untuk menemukan hal-hal kebaruan yang dapat memperkaya
khazanah budaya tekstil Indonesia meskipun tritik adalah teknik reka latar tradisional.
Pengolahan tritik sebagai media terciptanya ragam hias pada kain dapat terus
berkembang berdasarkan kreativitas para praktisinya. Dengan demikian tritik tak hanya
sekedar menjadi reka latar komplementer, melainkan sebagai reka latar utama yang
menjadi daya tarik utama dari sebuah kain.