digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Muhammad Abraar Abhirama
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan

COVER Muhammad Abraar Abhirama
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 1 Muhammad Abraar Abhirama
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Muhammad Abraar Abhirama
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Muhammad Abraar Abhirama
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Muhammad Abraar Abhirama
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 Muhammad Abraar Abhirama
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Muhammad Abraar Abhirama
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan

Tugas akhir ini membahas pemodelan distribusi Statistika Fermi-Dirac terhadap distribusi pendapatan rumah tangga yang merupakan parameter ketimpangan pendapatan penduduk suatu negara. Tujuan dari penelitian ini adalah; Membuktikan adanya analogi antara distribusi partikel pada teori mekanika statistik dengan distribusi pendapatan, Menentukan seberapa besar tingkat kesesuaian distribusi statistika Fermi-Dirac dalam memodelkan sistem makroekonomi Indonesia yang juga dibandingkan dengan sistem makroekonomi suatu negara berkembang (Singapura) dan suatu negara maju (Amerika Serikat/AS), dan Memvisualisasikan similaritas sifat distribusi antara kurva Lorenz yang merupakan parameter distribusi pendapatan dengan peluang distribusi Fermi-Dirac. Data kelas pendapatan setiap negara didapat melalui badan statistik setiap negara. Hasil menunjukkan bahwa sistem makroekonomi berperilaku seperti sistem termodinamika terisolasi dan transaksi analog dengan tumbukan antarpartikel. Dari segi tinjauan makro dan dengan tingkat ketimpangan yang wajar, pemodelan distribusi Fermi-Dirac cukup akurat dan cukup fit untuk memodelkan kurva Lorenz Singapura dan AS. Sementara distribusi Fermi-Dirac belum fit untuk memodelkan distribusi pendapatan Indonesia. Hal ini disebabkan karena secara makro, tingkat ketimpangan di Indonesia sangatlah tinggi yang menyebabkan koefisien Gini tidak dapat menggambarkan kemerataan distribusi pendapatan Indonesia. Kecilnya nilai koefisien fit untuk Indonesia terjadi karena adanya asumsi dari data mentah yang menyatakan bahwa pendapatan linier dengan pengeluaran, yang diikuti dengan besarnya noise, galat, dan standar deviasi dari data tersebut