ABSTRAK Widyadhara Ghani Putri
PUBLIC Resti Andriani
BAB 1 Widyadhara Ghani Putri
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 Widyadhara Ghani Putri
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 Widyadhara Ghani Putri
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Widyadhara Ghani Putri
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 Widyadhara Ghani Putri
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Widyadhara Ghani Putri
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Saat ini, silikon banyak diaplikasikan pada perangkat elektronik maupun sel surya.
Proses produksi silikon di industri menggunakan tanur listrik melalui reaksi
karbotermik, namun proses ini menghasilkan emisi karbon dioksida sebesar 4,7-5
ton per 1 ton silikon. Produksi silikon di Indonesia belum dilakukan hingga saat ini.
Selain silikon, salah satu logam paling penting dalam kehidupan adalah besi. Besi
diolah lebih lanjut menjadi baja dan diterapkan pada berbagai sektor seperti
konstruksi, infrastruktur, dan transportasi. Besi direduksi secara karbotermik dan
menghasilkan emisi karbon dioksida sebesar 1,3-1,8 ton per 1 ton baja. Peningkatan
gas karbon dioksida dapat memicu kenaikan temperatur permukaan bumi. Oleh
karena itu, industri peleburan logam perlu mencari alternatif reduktor yang lebih
ramah lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh jenis gas
reduktor, nisbah komposisi pasir silika dan bijih besi serta waktu penahanan
reduksi, khusus percobaan dengan gas metana terhadap kandungan silikon dan besi
dalam logam dan terak.
Percobaan dilakukan dengan mencampurkan pasir silika dan bijih besi dengan
nisbah komposisi 0:100, 20:80, 40:60, 60:40, 80:20, dan 100:0. Campuran
ditempatkan ke dalam cawan perahu alumina dan direduksi di dalam horizontal
tube furnace pada temperatur 900°C menggunakan gas metana (30 menit dan 3 jam)
dan hidrogen (3 jam). Gas reduktor dialirkan dengan laju 0,75 L/menit dan gas
argon sebesar 0,25 L/menit. Sampel hasil reduksi dilebur di dalam vertical tube
furnace selama 2 jam pada temperatur 1550°C dengan aliran gas argon 1 L/menit.
Sampel hasil reduksi dianalisis menggunakan XRD untuk mengetahui perubahan
fasa. Sementara itu, sampel hasil peleburan dianalisis menggunakan SEM-EDS
untuk mengetahui komposisi kimia dalam logam dan terak.
Metana menunjukkan tingkat reduksi yang lebih agresif daripada hidrogen pada
sampel pasir silika, dengan kadar Si dalam logam sebesar 71,39%. Kadar Fe dalam
logam pada reduksi bijih besi dengan metana selama 30 menit dan hidrogen selama
3 jam tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan. Kadar Si dalam logam
meningkat dengan peningkatan jumlah pasir silika dalam campuran, sementara
kadar Fe menurun. Campuran dengan komposisi 60% pasir silika-40% bijih besi
menghasilkan logam dengan kadar Si tertinggi sebesar 28,9%. Waktu penahanan
selama 3 jam dalam reduksi metana pada sampel bijih besi dan campuran
menyebabkan karbon terdeposisi dan metal dusting. Sementara pada sampel 100%
pasir silika, kadar Si dalam logam meningkat dengan peningkatan waktu penahanan
reduksi.