2007 TA PP ANTONIUS BUDIMAN 1-COVER
Terbatas  rikrik
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  rikrik
» Gedung UPT Perpustakaan
2007 TA PP ANTONIUS BUDIMAN 1-BAB 1
Terbatas  rikrik
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  rikrik
» Gedung UPT Perpustakaan
2007 TA PP ANTONIUS BUDIMAN 1-BAB 2
Terbatas  rikrik
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  rikrik
» Gedung UPT Perpustakaan
2007 TA PP ANTONIUS BUDIMAN 1-BAB 3
Terbatas  rikrik
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  rikrik
» Gedung UPT Perpustakaan
2007 TA PP ANTONIUS BUDIMAN 1-BAB 4
Terbatas  rikrik
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  rikrik
» Gedung UPT Perpustakaan
2007 TA PP ANTONIUS BUDIMAN 1-BAB 5
Terbatas  rikrik
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  rikrik
» Gedung UPT Perpustakaan
2007 TA PP ANTONIUS BUDIMAN 1-PUSTAKA
Terbatas  rikrik
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  rikrik
» Gedung UPT Perpustakaan
Saat ini kebutuhan akan surfaktan semakin meningkat seiring dengan meningkatnya
permintaan produk pangan, kosmetik, bahan pembersih, tekstil dan farmasi. Hal ini
ditandai dengan impor surfaktan Indonesia sejumlah 44.500 ton per tahun. Salah satu
produk surfaktan yang cocok dikembangkan di Indonesia adalah sorbitan monooleat. Hal
ini dikarenakan bahan baku untuk proses pembuatan sorbitan monooleat bersifat
renewable resources dan terjamin keberadaannya di Indonesia. Bahan baku tersebut
adalah asam oleat yang dapat diperoleh dari kelapa sawit, dan sorbitol yang diperoleh
dari ubi kayu. Pada penelitian ini, pembuatan sorbitan monooleat dilakukan dengan cara
mereaksikan sorbitol dan asam oleat di dalam reaktor batch berpengaduk. Reaksi yang
terjadi merupakan reaksi esterifikasi, dengan menggunakan asam p-toluen sulfonik
sebagai katalis.
Dari hasil penelitian sebelumnya, yang dilangsungkan pada temperatur 180 oC dan
tekanan atmosferik, sorbitan monooleat yang diperoleh memiliki sifat fisika dan kimia di
bawah kualitas standar yaitu angka asam yang tinggi (30) dan warna coklat kehitaman.
Sebagai pembanding digunakan sorbitan monooleat dari Sigma dan EAC-Thailand yang
memiliki angka asam 5,5-6 dengan warna kuning terang. Hasil tersebut diakibatkan
tekanan dan temperatur reaksi terlalu tinggi, sehingga reaksi tidak berlangsung pada
kondisi operasi optimum dan sorbitan monooleat mengalami kerusakan warna.
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunjukan bahwa kondisi pembentukan
sorbitan monooleat yang optimum terjadi pada temperatur 160 oC dan tekanan 0,3 bar,
sorbitan monooleat yang diperoleh memiliki angka asam 6,2 dan kadar sorbitan
monooleat 94%.