Salah satu perkerasan kaku ruas Jalan Soekarno - Hatta (Bandung) merupakan jalan
elak atau bypass yang bertujuan mengurangi kendaraan yang masuk ke kota Bandung
dari arah selatan menuju Jakarta maupun sebaliknya. Namun seiring berjalannya
waktu jalan Soekarno - Hatta (Bandung) kerap terjadi kemacetan setelah adanya jalan
tol Padaleunyi dan perpotongan lima persimpangan yaitu Jalan Kopo Cibeureum, Jalan
Moh. Toha, Jalan Buah Batu, Jalan Kiaracondong dan Jalan Gede Bage. Penelitian ini
bertujuan mengevaluasi kondisi struktural dan merancang lapis tambah AC dengan
metode AASHTO 1993 dan MDP 2017 kemudian membandingkan hasil yang
diperoleh berdasarkan parameter – parameter yang digunakan pada ruas Jalan
Soekarno - Hatta (Bandung) pada Km. 8 + 100 s.d 11 + 600 (3,5 Km).
Evaluasi perkerasan kaku menggunakan data lalu lintas harian rata-rata dan lendutan
yang didapatkan dari pengujian alat FWD serta perubahan temperatur. Evaluasi
struktural menggunakan metode backcalculation AASHTO 1993 diperoleh nilai
modulus elastisitas pelat beton (Ec) berada dibawah nilai tipikal antara 3 juta sampai
8 juta psi, maka perkerasan beton telah menurun kekuatannya. Sedangkan evaluasi
Load Transfer Efficiency (LTE) diperoleh hasil sangat buruk. Analisis menggunakan
metode AASHTO 1993 berdasarkan pendekatan umur sisa lebih tipis dari survei
kondisi dengan perolehan tebal overlay variasi. Pada metode MDP 2017 opsi overlay
berdasarkan pendekatan lendutan maksimum (????0) dan CESA4 tidak diperlukan
overlay. Sedangkan dengan pendekatan lengkung lendutan (deflection curvature, ????0 –
????200) dan CESA5 memerlukan lapis tebal overlay bervariasi. Pada metode AASHTO
1993 memperhitungkan nilai lendutan dan kondisi perkerasan kaku eksisting
sedangkan pada metode Salah satu perkerasan kaku ruas Jalan Soekarno - Hatta (Bandung) merupakan jalan
elak atau bypass yang bertujuan mengurangi kendaraan yang masuk ke kota Bandung
dari arah selatan menuju Jakarta maupun sebaliknya. Namun seiring berjalannya
waktu jalan Soekarno - Hatta (Bandung) kerap terjadi kemacetan setelah adanya jalan
tol Padaleunyi dan perpotongan lima persimpangan yaitu Jalan Kopo Cibeureum, Jalan
Moh. Toha, Jalan Buah Batu, Jalan Kiaracondong dan Jalan Gede Bage. Penelitian ini
bertujuan mengevaluasi kondisi struktural dan merancang lapis tambah AC dengan
metode AASHTO 1993 dan MDP 2017 kemudian membandingkan hasil yang
diperoleh berdasarkan parameter – parameter yang digunakan pada ruas Jalan
Soekarno - Hatta (Bandung) pada Km. 8 + 100 s.d 11 + 600 (3,5 Km).
Evaluasi perkerasan kaku menggunakan data lalu lintas harian rata-rata dan lendutan
yang didapatkan dari pengujian alat FWD serta perubahan temperatur. Evaluasi
struktural menggunakan metode backcalculation AASHTO 1993 diperoleh nilai
modulus elastisitas pelat beton (Ec) berada dibawah nilai tipikal antara 3 juta sampai
8 juta psi, maka perkerasan beton telah menurun kekuatannya. Sedangkan evaluasi
Load Transfer Efficiency (LTE) diperoleh hasil sangat buruk. Analisis menggunakan
metode AASHTO 1993 berdasarkan pendekatan umur sisa lebih tipis dari survei
kondisi dengan perolehan tebal overlay variasi. Pada metode MDP 2017 opsi overlay
berdasarkan pendekatan lendutan maksimum (????0) dan CESA4 tidak diperlukan
overlay. Sedangkan dengan pendekatan lengkung lendutan (deflection curvature, ????0 –
????200) dan CESA5 memerlukan lapis tebal overlay bervariasi. Pada metode AASHTO
1993 memperhitungkan nilai lendutan dan kondisi perkerasan kaku eksisting
sedangkan pada metode MDP 2017 hanya memperhitungkan nilai lendutan. Hasil lapis
tambah yang diperoleh untuk jalur lambat pada metode AASHTO 1993 lebih tipis
daripada metode MDP 2017. Sedangkan untuk jalur cepat pada metode AASHTO
1993 lebih tebal daripada metode MDP 2017. Prediksi umur sisa dengan umur rencana
20 tahun yaitu pada pada arah Cibiru diprediksikan umur sisa sekitar 78,30% dan pada
arah Gede Bage diprediksikan umur sisa sekitar 80,00%.
tambah yang diperoleh untuk jalur lambat pada metode AASHTO 1993 lebih tipis
daripada metode MDP 2017. Sedangkan untuk jalur cepat pada metode AASHTO
1993 lebih tebal daripada metode MDP 2017. Prediksi umur sisa dengan umur rencana
20 tahun yaitu pada pada arah Cibiru diprediksikan umur sisa sekitar 78,30% dan pada
arah Gede Bage diprediksikan umur sisa sekitar 80,00%.
Kata kunci: AASHTO 1993, backcalculation, evaluasi struktural, lendutan, MDP
2017, overlay