digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Dian Putri Muslimah
PUBLIC Irwan Sofiyan

COVER Dian Putri Muslimah
PUBLIC Irwan Sofiyan

BAB 1 Dian Putri Muslimah
PUBLIC Irwan Sofiyan

BAB 2 Dian Putri Muslimah
PUBLIC Irwan Sofiyan

BAB 3 Dian Putri Muslimah
PUBLIC Irwan Sofiyan

BAB 4 Dian Putri Muslimah
PUBLIC Irwan Sofiyan

BAB 5 Dian Putri Muslimah
PUBLIC Irwan Sofiyan

BAB 6 Dian Putri Muslimah
PUBLIC Irwan Sofiyan

PUSTAKA Dian Putri Muslimah
PUBLIC Irwan Sofiyan

Salah satu perkerasan kaku ruas Jalan Soekarno - Hatta (Bandung) merupakan jalan elak atau bypass yang bertujuan mengurangi kendaraan yang masuk ke kota Bandung dari arah selatan menuju Jakarta maupun sebaliknya. Namun seiring berjalannya waktu jalan Soekarno - Hatta (Bandung) kerap terjadi kemacetan setelah adanya jalan tol Padaleunyi dan perpotongan lima persimpangan yaitu Jalan Kopo Cibeureum, Jalan Moh. Toha, Jalan Buah Batu, Jalan Kiaracondong dan Jalan Gede Bage. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi kondisi struktural dan merancang lapis tambah AC dengan metode AASHTO 1993 dan MDP 2017 kemudian membandingkan hasil yang diperoleh berdasarkan parameter – parameter yang digunakan pada ruas Jalan Soekarno - Hatta (Bandung) pada Km. 8 + 100 s.d 11 + 600 (3,5 Km). Evaluasi perkerasan kaku menggunakan data lalu lintas harian rata-rata dan lendutan yang didapatkan dari pengujian alat FWD serta perubahan temperatur. Evaluasi struktural menggunakan metode backcalculation AASHTO 1993 diperoleh nilai modulus elastisitas pelat beton (Ec) berada dibawah nilai tipikal antara 3 juta sampai 8 juta psi, maka perkerasan beton telah menurun kekuatannya. Sedangkan evaluasi Load Transfer Efficiency (LTE) diperoleh hasil sangat buruk. Analisis menggunakan metode AASHTO 1993 berdasarkan pendekatan umur sisa lebih tipis dari survei kondisi dengan perolehan tebal overlay variasi. Pada metode MDP 2017 opsi overlay berdasarkan pendekatan lendutan maksimum (????0) dan CESA4 tidak diperlukan overlay. Sedangkan dengan pendekatan lengkung lendutan (deflection curvature, ????0 – ????200) dan CESA5 memerlukan lapis tebal overlay bervariasi. Pada metode AASHTO 1993 memperhitungkan nilai lendutan dan kondisi perkerasan kaku eksisting sedangkan pada metode Salah satu perkerasan kaku ruas Jalan Soekarno - Hatta (Bandung) merupakan jalan elak atau bypass yang bertujuan mengurangi kendaraan yang masuk ke kota Bandung dari arah selatan menuju Jakarta maupun sebaliknya. Namun seiring berjalannya waktu jalan Soekarno - Hatta (Bandung) kerap terjadi kemacetan setelah adanya jalan tol Padaleunyi dan perpotongan lima persimpangan yaitu Jalan Kopo Cibeureum, Jalan Moh. Toha, Jalan Buah Batu, Jalan Kiaracondong dan Jalan Gede Bage. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi kondisi struktural dan merancang lapis tambah AC dengan metode AASHTO 1993 dan MDP 2017 kemudian membandingkan hasil yang diperoleh berdasarkan parameter – parameter yang digunakan pada ruas Jalan Soekarno - Hatta (Bandung) pada Km. 8 + 100 s.d 11 + 600 (3,5 Km). Evaluasi perkerasan kaku menggunakan data lalu lintas harian rata-rata dan lendutan yang didapatkan dari pengujian alat FWD serta perubahan temperatur. Evaluasi struktural menggunakan metode backcalculation AASHTO 1993 diperoleh nilai modulus elastisitas pelat beton (Ec) berada dibawah nilai tipikal antara 3 juta sampai 8 juta psi, maka perkerasan beton telah menurun kekuatannya. Sedangkan evaluasi Load Transfer Efficiency (LTE) diperoleh hasil sangat buruk. Analisis menggunakan metode AASHTO 1993 berdasarkan pendekatan umur sisa lebih tipis dari survei kondisi dengan perolehan tebal overlay variasi. Pada metode MDP 2017 opsi overlay berdasarkan pendekatan lendutan maksimum (????0) dan CESA4 tidak diperlukan overlay. Sedangkan dengan pendekatan lengkung lendutan (deflection curvature, ????0 – ????200) dan CESA5 memerlukan lapis tebal overlay bervariasi. Pada metode AASHTO 1993 memperhitungkan nilai lendutan dan kondisi perkerasan kaku eksisting sedangkan pada metode MDP 2017 hanya memperhitungkan nilai lendutan. Hasil lapis tambah yang diperoleh untuk jalur lambat pada metode AASHTO 1993 lebih tipis daripada metode MDP 2017. Sedangkan untuk jalur cepat pada metode AASHTO 1993 lebih tebal daripada metode MDP 2017. Prediksi umur sisa dengan umur rencana 20 tahun yaitu pada pada arah Cibiru diprediksikan umur sisa sekitar 78,30% dan pada arah Gede Bage diprediksikan umur sisa sekitar 80,00%. tambah yang diperoleh untuk jalur lambat pada metode AASHTO 1993 lebih tipis daripada metode MDP 2017. Sedangkan untuk jalur cepat pada metode AASHTO 1993 lebih tebal daripada metode MDP 2017. Prediksi umur sisa dengan umur rencana 20 tahun yaitu pada pada arah Cibiru diprediksikan umur sisa sekitar 78,30% dan pada arah Gede Bage diprediksikan umur sisa sekitar 80,00%. Kata kunci: AASHTO 1993, backcalculation, evaluasi struktural, lendutan, MDP 2017, overlay