Pandemi COVID-19 menciptakan kebutuhan mendesak terhadap komponen uji diagnostik untuk
deteksi SARS-CoV-2, diantaranya viral transport medium (VTM). Selain tantangan dalam memenuhi
rantai pasokan, medium tersebut dilaporkan belum layak menjaga keamaan tenaga kesehatan,
masyarakat, dan lingkungan selama pengangkutan spesimen klinis karena belum dapat menonaktifkan
virus viabel SARS-CoV-2 yang infeksius. Agen chaotropik, seperti guanidium tiosianat, yang
diaplikasikan bersama detergen anionik, chelator, bufer, dan surfaktan dalam suatu formulasi VTM
inaktif (iVTM) dilaporkan dapat secara efektif menginaktivasi virus dan menjaga stabilitas materi
genetik virus. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menentukan formulasi iVTM terbaik dari dua
sediaan pH (pH 4 dan pH 6), mengevaluasi stabilitas RNA virus dalam sediaan selama 30 hari pada
suhu 4 oC dan 25-28 oC (suhu ruang), dan memvalidasi iVTM sebagai komponen diagnostik untuk
deteksi SARS-CoV-2 dibandingkan dengan VTM komersil. Deaktivasi virus secara in vitro
menggunakan SARS-CoV-2 Isolat Indonesia (varian B1) sebagai model virus. SARS-CoV-2 dikultivasi
pada sel Vero E6 dengan MOI (Multiplicity of Infection) 0,01. Infektivitas virus setelah proses
deaktivasi dalam iVTM inaktif ditentukan dengan metode TCID50 (50% Tissue Culture Infective Dose).
Titer SARS-CoV-2 yang diukur berdasarkan konsentrasi virus viabel yang ditentukan dengan rumus
perhitungan Reed & Muench. Analisis terhadap RNA SARS-CoV-2 untuk uji stabilitas ditentukan
dengan uji multipleks RT-qPCR menggunakan kit RT-qPCR mBioCov-19 yang menargetkan gen RdRp
dan Helicase dari SARS-CoV-2. Analisis terhadap RNA SARS-CoV-2 untuk uji validitas ditentukan
dengan uji multipleks RT-qPCR menggunakan kit Fosun COVID-19 RT-PCR yang menargetkan gen
E, N, dan ORf1b dari SARS-CoV-2. Proses pengujian pada penelitian dilakukan dalam BSC (Biosafety
Cabinet) tipe II dengan tingkat keamanan Biosafety Level 3 (BSL 3) di Pusat Riset Bioteknologi, Badan
Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Berdasarkan hasil penelitian, iVTM pH 6 merupakan formulasi
sediaan terbaik terbaik dibandingkan dengan iVTM pH 4. Hasil uji stabilitas menunjukkan bahwa iVTM
pH 6 mampu mempertahankan RNA SARS-CoV-2 hingga 30 hari baik pada suhu 4?C maupun suhu
25-28?C (suhu ruang). Selain itu, iVTM pH 6 dapat menghilangkan kemampuan infeksi SARS-CoV-2
pada jangka waktu kontak minimal 5; 15; dan 30 menit (reduksi titer virus lebih dari 4,5 log10). Hasil
uji stabilitas jangka panjang terhadap kualitas iVTM pH 6 selama 4 bulan (penyimpanan pada suhu 25-
28oC) menunjukkan kestabilan yang baik, ditunjukkan dengan tidak adanya perubahan warna,
kejernihan, pH, serta pertumbuhan bakteri dan jamur. Hasil uji validitas terhadap 20 spesimen klinis
menunjukkan bahwa VTM inaktif pH 6 sebagai komponen diagnostik mampu mendeteksi SARS-CoV-
2 dengan analisis RT-qPCR ketika dibandingkan dengan VTM komersial (Jun Nou® VTM) sebagai
kontrol. Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa iVTM pH 6 hasil formulasi mampu
menjaga kualitas dan kuantitas materi genetik SARS-CoV-2 selama proses penyimpanan hingga 30 hari
pada suhu ruang serta dapat mendeaktivasi viabel virus SARS-CoV-2 dalam 5 menit. Temuan pada
penelitian ini diharapkan agar iVTM pH 6 dapat menjadi alternatif produk yang digunakan untuk
memenuhi kebutuhan VTM dalam negeri dan mendukung pengujian diagnostik COVID-19 di
Indonesia.