digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Pertumbuhan ekonomi dapat dilihat dari pertumbuhan pasar modal di sebuah negara. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) merupakan salah satu pasar modal di Indonesia. Kegiatan investasi di pasar modal dilakukan dengan menggunakan saham. Pergerakan saham tergantung pada banyak faktor eksternal dan internal. Harga minyak dunia memiliki dampak signifikan pada pergerakan indeks pasar saham. Tiga pasar yang berbeda, OPEC, WTI, dan Brent, memiliki dampak kepada return pasar. Nilai ekspor sebuah negara juga menunjukkan produktifitas negara yang memberi efek pada neraca negara. Semakin baik neraca negara, semakin banyak penanam modal berkeinginan untuk menginvestasikan modalnya di negara. Hal ini akan menambah perdagangan saham di sebuah negara dan akan mempengaruhi return saham di pasar modal. Metode Autoregressive Conditional Heteroskedasticity/ Generalized Autoregressive Conditional Heteroskedasticity (ARCH/ GARCH) diterapkan dalam riset. Pengumpulan data dari harga pasar saham dalam riset ini berdasarkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Harga minyak berdasarkan minyak mentah OPEC, WTI, dan Brent. Nilai ekspor Indonesia diambil dari situs web Badan Pusat Statistik. Periode data adalah bulanan dan dari Januari 2004 sampai Desember 2013. Hipotesis nol dari Model I dan Model II adalah adanya efek signifikan yang positif dari harga minyak mentah OPEC dan nilai ekspor Indonesia terhadap Index Harga Saham Gabungan. Sedangkan efek signifikan yang negatif dari harga minyak mentah WTI dan minyak mentah Brent terhadap Indeks Harga Saham Gabungan. Hasil dari hipotesis riset ini terbukti. Terdapat hubungan yang signifikan dari harga minyak mentah WTI, minyak mentah OPEC, dan nilai ekspor terhadap IHSG. Hubungannya yaitu efek negatif yang signifikan dari minyak mentah WTI, efek positif yang signifikan dari minyak mentah OPEC, dan efek positif yang signifikan dari nilai ekspor terhadap indeks harga saham. Ini berarti ketika harga minyak OPEC naik, harga IHSG juga naik. Di sisi lain, ketika harga minyak mentah WTI naik, harga IHSG akan turun dan ketika ekspor naik, return pasar akan naik juga. WTI lebih volatil daripada Brent karena hanya membutuhkan dua bulan dari kejadian informasi dadakan untuk memberi efek terhadap Indeks Harga Saham Gabungan. WTI juga menjelaskan IHSG lebih baik daripada Brent berdasarkan nilai kuadrat Adj. R. Jadi, WTI dapat digunakan sebagai parameter yang bagus dalam memperkirakan IHSG.