digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Billy Jonathan Aneky
PUBLIC Open In Flip Book Rita Nurainni, S.I.Pus

COVER Billy Jonathan Aneky
Terbatas  Rita Nurainni, S.I.Pus
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB1 Billy Jonathan Aneky
Terbatas  Rita Nurainni, S.I.Pus
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB2 Billy Jonathan Aneky
Terbatas  Rita Nurainni, S.I.Pus
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB3 Billy Jonathan Aneky
Terbatas  Rita Nurainni, S.I.Pus
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB4 Billy Jonathan Aneky
Terbatas  Rita Nurainni, S.I.Pus
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB5 Billy Jonathan Aneky
Terbatas  Rita Nurainni, S.I.Pus
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Billy Jonathan Aneky
Terbatas  Rita Nurainni, S.I.Pus
» Gedung UPT Perpustakaan

Secara ekonomi, pantai telah menjadi salah satu aset negara yang paling berharga. Namun, interaksi antara laut dan daratan menjadikan pantai sebagai suatu sistem yang bersifat dinamis sehingga rentan mengalami perubahan yang mungkin dapat berdampak negatif bagi kehidupan masyarakat di dalamnya. Salah satu perubahan yang terjadi adalah perubahan garis pantai. Studi ini bertujuan untuk mengkaji perubahan garis pantai di Kecamatan Blanakan dari tahun 1995 hingga 2020 dengan mempertimbangkan pengaruh gelombang dan transpor sedimen yang dibangkitkan oleh gelombang. Penelitian ini dilakukan dengan memanfaatkan data citra satelit Landsat tahun 1995, 2000, 2005, 2010, 2015, dan 2020. Modified Normalised Difference Water Index (MNDWI) digunakan untuk meningkatkan kontras antara objek air dan non-air sehingga hasil yang diperoleh dapat lebih akurat. Digital Shoreline Analysis System (DSAS) juga digunakan untuk memperoleh hasil stastistik perubahan garis pantai yang terjadi di Kecamatan Blanakan. Hasil menunjukkan bahwa Kecamatan Blanakan didominasi oleh fenomena akresi. Total penambahan luas daratan yang terjadi di Kecamatan Blanakan selama 25 tahun mencapai 7,269 km2. Rata-rata perubahan garis pantai di Kecamatan Blanakan mencapai +745,91 m dengan rata-rata laju perubahan mencapai +31,83 m/tahun. Besarnya akresi di daerah ini dipengaruhi oleh aktivitas gelombang dan suplai sedimen yang berasal dari Sungai Ci Lamaya dan Sungai Ci Asem. Suplai sedimen dalam jumlah yang besar dari kedua sungai didistribusikan ke arah tengah Teluk Blanakan pada musim barat, menyebabkan akresi yang sangat signifikan terjadi di wilayah tersebut.